BOGORDAILY – Kongres PAN ricuh. Dua kubu saling lempar kursi. Ya, Partai Amanat Nasional (PAN) memulai rangkaian Kongres V PAN hari ini.
Sidang pleno pertama ini berlangsung di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara. Sidang yang dimulai sekitar pukul 11.00 WITA ini berlangsung secara tertutup.
Namun, beberapa jam setelah sidang digelar, publik dihebohkan dengan kemunculan video suasana sidang pleno pertama PAN. Bukan berlangsung secara tertib, namun sidang pleno ini justru terlihat ricuh dan memanas.
Para elite partai terlihat saling melempar bangku hingga berterbangan.
Dari video yang diterima redaksi Bogordaily.net, terlihat para elite partai saling melempar bangku. Kericuhan ini berlangsung di dalam ruangan yang dijadikan sebagai lokasi Kongres V PAN.
Kursi yang diselimuti sarung berwarna kuning terlihat berterbangan di salah satu ruangan di Hotel Claro, Kendari. Kejadian ini khusus pada agenda pembacaan tata tertib Kongres.
Rupanya, penyebab terjadinya kericuhan ini karena sejumlah peserta Kongres ada yang meminta agar ‘sterilisasi’ peserta sidang. Pantauan di ruang sidang, tensi memang memanas di dalam ruang sidang.
Tidak hanya kursi saja, gelas plastik air mineral hingga kardus air mineral juga turut serta dilempar oleh elite partai.
Sekretaris Steering Committee (SC) Kongres V PAN, Saleh Partaonan Daulay, membenarkan kericuhan terjadi karena adanya kelompok peserta yang menuntut sterilisasi peserta sidang. Artinya yang tidak berhak hadir harus keluar ruangan.
“Ada dinamika sedikit. Karena sebagian dari peserta menginginkan yang ada di dalam ruangan adalah mereka yang betul-betul peserta dan yang mempunyai status yang jelas di dalam,” kata Saleh Partaonan.
Sekretaris Steering Committee (SC) Kongres V PAN, juga menjelaskan situasi memanas akibat sejumlah peserta menginginkan yang hadir di ruang rapat benar-benar memiliki kejelasan status serta hak mengikuti sidang.
“Itu kan ada peserta, peninjau, ada tamu undangan. Nah mereka tidak mau kalau misalnya ada orang-orang di luar itu dimasukkan. Sehingga suasananya mereka inginkan tertib,” lanjutnya.
Mengetahui kericuhan yang terjadi di lokasi Kongres, aparat keamanan beserta polisi langsung turun tangan. Aparat keamanan masuk ke dalam ruangan untuk meredakan situasi. Sementara, para polisi berdiri di antara peserta yang telah terbagi menjadi dua kubu.
“99 persen (sidang) kondusif. Jangan terganggu oleh 1 persen yang mau rusuh. Boleh main taktis persidangan tapi jangan kekanak-kanakan,” ungkap suara yang lain. Asalnya dari panggung utama.
Dalam menanggapi aspirasi tersebut, sidang dikatakan diskors sementara. Selanjutnya, akan kembali dilakukan pemeriksaan status kepesertaan pada tiap orang yang ada di dalam ruang sidang.
“Disuruh duduk semua, pesertanya, ada di tim, empat orang ditambah SC untuk mengecek satu per satu id card masing-masing. Nanti akan dilanjutkan lagi,” ungkapnya.
Hal ini karena, sesuai peraturan bagi siapa saja yang tidak memiliki status yang jelas maka dia tidak berhak memasuki ruang sidang Kongres V PAN.
“Kayak model saya, status ada tiga. Sekretaris SC, Anggota DPR RI, saya juga pengurus DPP PAN. Jadi saya punya hak untuk masuk. Ada orang yang mungkin di dalam tadi, kelihatannya belum tentu dia punya hak. Itu yang mau dilihat saja. Sebetulnya dinamika biasa di forum supaya untuk mensterilkan. Biasanya kalau sudah selesai lebih berjalan mulus,” tandasnya.(*)