Saturday, 23 November 2024
HomeNasionalKisah Korban Pemerkosaan yang Berjuang Hapus Videonya di Situs Porno

Kisah Korban Pemerkosaan yang Berjuang Hapus Videonya di Situs Porno

BOGORDAILY – Rose Kalemba adalah korban pemerkosaan pada usia 14 tahun, dan sempat berjuang untuk menghapus video yang diunggah pelaku ke situs porno.

Mengisahkan kembali momen kelam yang menimpanya pada 2009 silam kepada jurnalis BBC, korban pemerkosaan Megha Mohan, dia memulai ceritanya dengan menyatakan besar di salah satu kota kecil di Ohio.

Pada malam di musim panas 2009, Rose kecil yang berumur 14 tahun sedang berjalan-jalan untuk menikmati malam sebelum pergi tidur.

Namun dari balik kegelapan, muncul seorang pria memegangi pisau yang kemudian memaksa Rose Kalemba untuk masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil terdapat dua laki-laki lain, dengan salah satunya yang duduk kursi penumpang berusia 19 tahun dan sempat dilihatnya.

Mereka kemudian membawa Rose ke kota lain di mana dia diperkosa selama 12 jam, di mana ada pria ketiga yang merekam aksi kejahatan mereka.

Rose mengisahkan bagaimana dia menjadi korban pemerkosaan, tidak bisa bernapas karena syok.

Dia dipukul dan kaki sebelah kirinya ditikam.

Dia sempat kehilangan kesadaran.

Pada suatu kesempatan, salah satu pelaku mengeluarkan laptop dan menunjukkannya sejumlah video penyerangan terhadap perempuan lain.

Dia menuturkan bahwa penyerangnya adalah pria kulit putih, dengan sebagiankorban pemerkosaan yang dilecehkan berasal dari warna kulit berbeda.

Setelah itu, para tersangka mengancam untuk membunuhnya.

Setelah berhasil menguasai diri, Rose berbicara dan meminta jika mereka melepaskannya, dia tak akan membocorkan identitas mereka.

Nampaknya perkataan itu meyakinkan pelaku.

Mereka membawanya kembali ke mobil, dan membuatnya di sebuah tempat berjarak 1,5 jam berjalan kaki.

Ayahnya, Ron Kalemba dan beberapa anggota lain hendak menikmati makan siang ketika mereka melihatnya pulang dalam keadaan berdarah.

Dia segera memberitahukan apa yang menimpanya.

Ron pun langsung menelepon polisi, dan berusaha untuk menenangkan putrinya.

Namun, kerabat yang lain menanyakannya mengapa dia keluar di larut malam.

Mereka segera membawanya ke rumah sakit di mana dia disambut seorang dokter dan polisi.

“Mereka berdua memperlakukan saya dengan cara yang biasa saja.

Tidak ada kebaikan maupun kehangatan yang tampak,” ujar Rose yang kini berusia 25 tahun itu.

Polisi yang datang kemudian menanyakan apakah dia mengalami “malam yang gila” dan melakukannya atas dasar suka sama suka.

Pertanyaan tersebut jelas membuat Rose tertegun.

“Saya mengalami penyiksaan luar biasa.

Ditusuk dan berdarah…” ungkap dia.

Dia kemudian menjawab bahwa dia tidak melakukan hubungan seks suka sama suka,

Masih terhuyung-huyung, dia mengaku tidak tahu siapa yang menyerangnya.

Adalah seorang perawat yang berhenti di kamar tempat Rose dirawat, dan menghadapinya.

“Aku sangat menyesal ini terjadi padamu,” katanya dengan suara yang bergetar.

“Putri saya juga diperkosa,” lanjutnya.

Dia tentunya tidak lebih tua dari 40 tahun, dan usia putrinya sepertiku, begitu pikir Rose.

Ketika Rose dilepaskan keesokan harinya, dia mencoba untuk bunuh diri karena dia tidak tahan menghadapi hari-hari yang bakal dilaluinya.

Untungnya, kakaknya mencegahnya.

Meski begitu di antara sekian banyak orang yang tidak percaya, dia masih menemukan kepercayaan diri dan harapan dalam diri ayah, nenek, dan tentunya, si perawat.

Perjuangan menghapus video pemerkosaan dari situs porno

Beberapa bulan pasca-kejadian, dia tengah berselancar di MySpace ketika beberapa orang dari sekolahnya membagikannya tautan.

Karena dia juga ditautkan, dia melihat apa isi link tersebut, dan masuklah dia ke dalam situs porno Pornhub, di mana videonya terunggah.

Rose Kalemba mengingat bagaimana terdapat beberapa judul menyakitkan di video tersebut, dan sudah ditonton hingga 400.000 kali.

Dia memutuskan untuk tidak menceritakannya kepada keluarganya.

Di saat anggapan tentangnya memburuk, menceritakannya tak ada gunanya.

Namun dalam beberapa hari, setengah dari sekolahnya sudah melihatnya.

Dia dirundung dan dianggap dia sendiri yang meminta pelaku.

Sejumlah murid laki-laki mengaku disuruh orangtuanya untuk menjauhi Rose.

Sebab, mereka takut jika anak mereka digoda dan kemudian dituduh memperkosa.

Dalam periode enam bulan di 2009, Rose mengatakan dia sudah meminta Pornhub beberapa kali melalui surat elektronik agar video itu dihapus.

Namun selama itu, dia tidak memperoleh balasan dengan video itu masih tetap beredar.

Hingga dia kemudian menemukan cara jitu.

Dia kemudian membuat alamat surel baru dan menyaru sebagai pengacara.

Dia mengancam Pornhub agar menghapus video tersebut.

Kalau tidak dia akan menuntutnya.

“Hanya dalam waktu 48 jam, video tersebut menghilang,” ujarnya.

Beberapa bulan kemudian, Rose mulai menerima bimbingan konseling.

Perlahan tapi pasti, dia mulai membuka identitas para pemerkosa kepada psikolog, yang segera melaporkannya kepada pihak berwenang.

Polisi kemudian mengumpulkan keterangan dari Rose dan keluarganya.

Namun, pengacara pemerkosa bersikeras mereka setuju untuk berhubungan seks.

Para pria itu kemudian tidak dijatuhi dengan dakwaan pemerkosaan, tetapi “turut serta membuat anak di bawah umur melakukan tindak pidana”.

Rose Kalemba dan keluarganya tak punya tenaga maupun sumber daya untuk memberi hukuman berat bagi pelaku.

Selama beberapa tahun sesudahnya, dia tenggelam dalam dunia digital.

Menulis dan mengekspresikan dirinya di blog serta media sosial.

Kadang menggunakan nama samaran.

Kadang mengungkapkan jati dirinya.

Sang ayah menceritakan, dia baru mendengar tentang Pornhub pada 2019, atau momen saat blog berisi kisah putrinya viral di media sosial.

Dia mengaku baru pada 2019, dia mengetahui bahwa video yang memperlihatkan putrinya sudah dilihat orang banyak, atau fakta bahwa mereka mengoloknya.

“Ini seperti dunia sudah merendahkannya.

Pelecehan terhadapnya.

Terasa seperti lelucon bagi semua orang.

Dia berubah karena itu, dan orang terus merendahkannya,” katanya.

Pada tahun 2019, ketika sedang melihat akun media sosialnya, Rose melihat sejumlah posting tentang Pornhub.

Masyarakat memuji karena sumbangannya bagi konservasi lebah, penambahan fasilitas untuk tunarungu, menyumbang pada organisasi anti KDRT dan memberikan beasiswa 25.000 dollar AS atau Rp 342 juta kepada perempuan yang ingin berkarir di TI.

Menurut Pornhub, tercatat 42 miliar kunjungan ke situsnya pada tahun 2019, peningkatan 8,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kunjungan per hari 115 juta.

Dan tercatat 1.200 pencarian per detik.

“Mereka sangat berhasil menempatkan diri sebagai pejuang masalah keadilan sosial dan ras, sehingga nyaris melampaui bisnis pornografinya,” kata Rose.

“Tetapi video dengan judul yang mirip dengan video saya, tetap ada di situs itu,” tambahnya.

Lewat blog nya, Rose yang menjadi korban pemerkosaan menceritakan perkosaannya dengan rinci dan menegaskan bahwa Pornhub pada mulanya tidak melakukan apa pun.

Puluhan perempuan dan pria lainnya kemudian mengatakan video perkosaan mereka juga muncul di situs itu.

Pornhub mengatakan, “Tuduhan mengerikan ini terjadi pada tahun 2009, beberapa tahun sebelum Pornhub dikuasai pemilik saat ini, jadi kami tidak memiliki informasi tentang bagaimana penanganannya saat itu.

Perusahaan menggunakan Vobile, perangkat lunak sidik jari pihak ketiga yang canggih, yang memindai semua unggahan baru agar dapat diketahui apakah terkait dengan materi gelap dan untuk memastikan video asli tidak didukung platform.”

Saat ditanyakan BBC terkait dengan video dengan judul yang mirip dengan perkosaan Rose, Pornhub mengatakan, “Kami mendukung semua bentuk ekspresi seksual yang sesuai dengan Aturan Penggunaan, dan meskipun sebagian orang kemungkinan memandang fantasi ini tidak patut, hal ini didukung banyak orang di dunia dan dilindungi berbagai hukum kebebasan menyatakan pendapat.”

Tetapi cerita tentang video pelecehan di situs tersebut terus bermunculan.

Pornhub kemudian menerapkan kebijakan mencabut materi tanpa izin, begitu mereka diberi tahu.

Tahun 2019, Pornhub juga mencabut saluran Girls Do Porn, setelah 22 perempuan menuntut karena mereka dipaksa ada di dalam video itu.

“Pengalaman Rose di tahun 2009, masih terjadi sekarang di sejumlah situs porno yang melakukan streaming gratis – jadi bukan hanya Pornhub,” kata Kate Isaacs dari Not Your Porn, kelompok yang menyelidiki situs porno.

“Kita tidak bisa menindak situs porno kecil perseorangan, tetapi situs komersial besar seperti Pornhub harus dimintai pertanggungjawabannya dan sekarang hal tersebut tidak dilakukan.

Karena tidak ada hukum yang dapat dipakai sebagai dasar untuk memproses mereka,” tambah Isaacs.

Dia mendirikan Not Your Porn ketika sebuah video seks berisi temannya (yang saat itu berumur di bawah 16 tahun) diunggah ke Pornhub.

Kate mengatakan lebih dari 50 perempuan di Inggris menghubunginya dalam enam bulan terakhir.

Mereka mengatakan video seks nya telah diunggah tanpa izin di situs porno.

Di antaranya adalah tiga puluh video yang ditaruh di Pornhub.

Di permulaan umur 20 tahun, Rose bertemu Robert, pria yang membantunya membicarakan dan mengatasi penyiksaan yang dialaminya.

Dia berharap mereka akan menikah dan memiliki anak perempuan.

Dan anjing pitbull-nya, Bella, juga telah memberikannya kekuatan.

“Saya dibesarkan di antara pitbull. Mereka mungkin dikenal agresif, tetapi anjing ini sebenarnya sangat manis,” katanya.

“Mereka menjadi agresif jika disiksa manusia,” tambahnya.

“Dalam banyak hal, saya sebenarnya telah dihukum seumur hidup. Sekarang pun, jika sedang di toko, saya berpikir apakah orang yang saya tidak kenal telah menonton video saya,” katanya.

Tetapi Rose sebagai korban pemerkosaan, tidak lagi ingin bungkam.

“Senjata paling ampuh para pemerkosa adalah jika Anda tidak bersuara,” kata Rose. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here