BOGOR DAILY – Yusif Azhar (21) warga Perumahan Griya Cimanggu, Jalas Asmawi, Desa Gunung Sindur, Kecamatan Gunung Sindur, menceritakan keberadaan dirinya bersama mahasiswa lainnya saat berada di Wuhan, China.
Yusuf mengatakan, dirinya baru tinggal enam bulan untuk melakukan pendidikan di Tranding International Center China Normal Universitas, Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
“Saya dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan program Bahasa itu sampai satu tahun di Tranding International Center China Normal Universitas Wuhan,” katanya kepada Bogordaily.net, Minggu (16/2/2020).
Dirinya menjelaskan, kondisi Wuhan yang beredar di media sosial itu karena faktor Imlek dan memperingati tahun baru. Akan tetapi, banyak di media sosial Indonesia memberitakan tidak benar.
“Sebenarnya pas sepi itu bukan karena faktor Virus Korona, akan tetapi saat libur dan tahun baru Imlek,” jelasnya.
Adanya pemberitahuan semakin mewabahnya Virus Korona di Wuhan lanjutnya, barulah ada peringatan di setiap kampus dan sekolah-sekolah bahaya Virus Korona.
“Dari disitu pemerintah China itu memberikan fokus kepada pemerintah Wuhan, dan setiap hari di kampus selalu tersedia masker. Bahwa Virus Korona semakin mewabah,” ucapnya.
Pria yang kelahiran pada tahuh 1999 itu mengungkapkan, dirinyapun bersama mahasiswa lainnya setiap beraktifitas selalu menggunakan masker. Bahkan, sehari bisa berganti masker bisa tiga sampai empat kali.
“Kita pakai masker pas bangun tidur dan setelah mandi kita harus pakai masker dan makan kita ganti masker lagi. Sehari bisa banyak ganti masker lima paling banyak,” kata Yusuf.
Ia mengaku, pertama mendapatkan informasi bahwa Virus Korona di Wuhan mewabah dari media Indonesia. Akan tetapi media sosialnya memberitakan terlalu berlebihan.
“Menurut saya itu suatu hal yang diberlebihkan. Karena, ketika itu yang buat video dan rekaman itu, saya sendiri. Dan ketika balik ke Indonesia di Indonesia sendiri itu Hoax, seperti orang berjatuhan dan yang lainnya,” akunya.
Untuk di Asrama sendiri lanjut Yusuf, banyak juga warga China yang tinggal. Akan tetapi mahasiswa yang asli orang China itu langsung pulang seketika Virus Korona diwaspadakan.
“Makan di sana kita lancar, banyak makanan di Indonesia juga. Pada saat itu juga kami khawatir dan ingin pulang, ketika Wuhan di lopdon saat di isolasi, pada saat itu saya sendiri memesan tiket ke bezing untuk rekreasi ketika hari min satu, eh ketika itu pas ke bezing Wuhan di lopdon dan uang tiket di batalkan dan kita gak bisa ke mana-mana semuanya di kembalikan lagi,” akunya lagi.
Ia menambahkan, untuk saat ini dirinya melakukan pembelajaran melalui media online.
“Ada aplikasinya namanya Wase khusus metode pembelajaraj di Univeraitas saya, paling besok saya mulai belajar lagi via online,” tukasnya. (Andi).