BOGOR DAILY – Sudah tiga tahun PermataBank yang merupakan salah satu perusahaan peduli terhadap pengembangan potensi penyandang disabilitas, menggelar program PermataBRAVE untuk pembinaan kepada para penyandang disabilitas yang dilaksanakan di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas (BBRVPD), Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Head Of Corporate Affairs PermataBank, Richele Maramis, mengatakan, program PermataBRAVE tahun 2020 ini sudah yang ke tiga kalinya dilaksanakan. Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang Disabilitas, perusahaan diwajibkan mempekerjakan penyandang disabilitas dengan porsi 1 persen untuk perusahaan swasta, dan 2 persen untuk perusahaan BUMD dan BUMN.
“Jadi PermataBank sejak tiga tahun yang lalu meluncurkan program PermataBRAVE, yang diluncurkan kepada penyandang disabilitas. Dimana kami melihat bahwa ada kebutuhan dalam hal skil di bidang perbankan. Karena di permata sendiri karyawan permata saat itu ada 13 penyandang tunanetra,” katanya kepada Bogordaily.net, Selasa (25/2/2020).
Pihaknyapun dari PermataBank menginginkan para penyandang disabilitas bisa diberikan kesempatan lebih. Karena, ke 13 penyandang tunanetra yang dipekerjakan PermataBank sendiri sangat bagus baik performa dibidangnya tersebut.
“Akhirnya kami membuka kesepakatan juga bersama dengan BBRVPD menggelar khusus kesempatan untuk murid-murid mencoba merasakan bidang perbankan. Dan disini juga selain perbankan juga, kami memberikan ilmu literasi keuangan dan juga kewirausahaan. Karena kan kita juga bekerjasama dengan beberapa pihak ada Perbanas institut, Astra internasional. Dan kami juga membawa mentor untuk mengisi motivasi skil dan sebagainya,” ungkapnya.
Untuk tahun 2020 ini sendiri lanjut wanita yang awet muda ini menjelaskan, PermataBank saat ini mempekerjakan sebanyak 27 penyandang disabilitas. Dirinyapun berharap, kedepannya PermataBank bisa memenuhi kuwota arahan dari pemerintah pusat.
“Dimana saat ini kita ada karyawan 8 ribu, ini kita harus mengisi 80, dan ini baru ke tiga kalinya. Tentunya, harapan kami yang ikut dalam program kurikulum perbankan ini mendapat skil dan kami pertama membuka pintu dulu ilmu wawasan, dan setelah mereka mengikuti program selama enam bulan, mereka bisa menentukan apakah mereka mau bekerja di bank atau di perusahaan lain yang salah satunya atau menjadi wirausaha,” tukasnya. (Andi).