Sunday, 24 November 2024
HomeBeritaWaduh, Investor Serbu Jual Emas

Waduh, Investor Serbu Jual Emas

BOGORDAILY- Virus corona kian mengganas dan meluas. Pelaku pasar yang panik dan diliputi kecemasan ini memicu mereka mengamankan portofolio investasi dengan berburu aset-aset minim risiko alias safe haven, salah satunya emas.

Sejak jumlah kasus baru dilaporkan bertambah signifikan di China pada 20 Januari lalu, harga emas cenderung bergerak naik. Epidemi corona di China sebagai ekonomi kedua terbesar di China membuat prospek ekonomi jadi suram. Jadi wajar saja kalau emas sebagai aset safe haven diburu dan harganya terkerek naik.

Harga logam mulia ini mulai mencetak rekor dan mencatat reli tak terbendung sejak 18 Februari 2020. Kala itu harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.601,66/troy ons. Setelah itu harga emas terus naik dan mencetak rekor tertingginya dalam tujuh tahun.

Puncaknya terjadi pada 24 Februari lalu di mana harga emas ditutup di level paling tingginya di US$ 1.660,42/troy ons. Namun setelah itu harga emas langsung melorot. Bahkan pada penutupan Jumat (28/2/2020), harga emas anjlok dalam 3,35% ke level US$ 1.587,01/troy ons.

Harga emas kembali keluar dari level psikologis IS$ 1.600/troy ons. Dalam sepekan terakhir (24-28 Februari) tercatat jatuh 3,42%.

Namun di tengah merebaknya virus corona yang kini telah menjangkiti lebih dari 80.000 orang di lebih dari 50 negara, emas malah mendapat tekanan jual.

Investor lebih memilih untuk mencairkan cuan dari harga emas yang sudah sangat tinggi. “Ada aksi ambil untung pada emas” kata Xiao Fu, analis Bank of China seperti diwartakan Reuters. “Jadi tak heran jika ada koreksi dari waktu ke waktu apalagi [harga] sudah meningkat secara tajam” tambahnya.

“Mungkin yang dibayangkan adalah, permintaan emas akan tetap kuat dalam kondisi seperti sekarang ini, tetapi yang terjadi malah sebaliknya” tulis analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Lebih lanjut Commerzbank menilai aksi jual emas ini dilakukan para investor untuk mengimbangi kerugian di tempat lain. Maklum sejak lonjakan kasus baru infeksi virus corona di luar China dilaporkan, terjadi tekanan jual yang masif di bursa saham global.

“Ketika sentimen diliputi oleh rasa ketakutan, investor selalu memilih kas dan likuiditas dan memilih menjual investasi yang sudah untung karena margin calls atau untuk menutupi kerugian pada investasi lain” kata Samson Li, seorang analis logam mulia Refinitiv yang berbasis di Hong Kong, melansir Reuters.

Selain faktor di atas, virus corona yang masih jadi wabah di China ditakutkan mengganggu permintaan emas di negara tersebut. Perlu diketahui, China merupakan negara pembeli emas terbesar di dunia dan telah mengungguli India. Hal ini juga jadi sentimen negatif lain yang membuat kilau emas akhirnya pudar.

Harga Emas Antam Masih Menguat

Harga logam mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dalam sepekan terakhir (24-29 Februari) bergerak naik tipis kala harga emas global tergelincir dan keluar dari level tertingginya.

Sabtu (29/2) lalu, harga emas Antam untuk kepingan 100 gram dibanderol Rp 757.000/gram atau turun Rp 10.000 dibanding posisi perdagangan Jumat. Sepanjang pekan lalu harga emas Antam naik tipis 0,26%.

Walau mencatatkan penguatan tipis dalam sepekan, gerak harga emas Antam mengekor harga emas global. Apalagi harga emas Antam sempat tergelincir Rp 10.000 pada Jumat lalu saat harga emas global juga dirundung aksi jual oleh investornya.

Dalam sepekan harga emas dunia di pasar spot anjlok 3,56%. Harga emas harus tersungkur dan keluar dari level tertingginya dalam 7 tahun pada perdagangan Jumat lalu.

Investor lebih memilih untuk mencairkan cuan dari harga emas yang sudah sangat tinggi.

“Ketika sentimen diliputi oleh rasa ketakutan, investor selalu memilih kas dan likuiditas dan memilih menjual investasi yang sudah untung karena margin calls atau untuk menutupi kerugian pada investasi lain” kata Samson Li, seorang analis logam mulia Refinitiv yang berbasis di Hong Kong, melansir Reuters.

Aksi ambil untung terjadi di tengah merebaknya wabah virus corona di berbagai penjuru dunia. China sebagai episentrum penyebaran virus merupakan negara dengan jumlah kasus terbanyak mencapai 79.251 kasus disusul Korea Selatan di peringkat kedua dengan 3.150 kasus dan Italia 889 kasus.

Walau emas dunia sedang kena tekanan jual, harga emas antam masih relatif kokoh di level tertingginya kendari pada Sabtu lalu terkoreksi. Hal ini mengindikasikan minat beli emas sebagai salah satu aset investasi yang relatif aman di dalam negeri masih tinggi. (CNBC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here