BOGORDAILY – Akhir-akhir ini pemerintah menggembar-gemborkan hidup ‘New Normal’ di berbagai kesempatan. Hidup new normal atau normal baru merujuk pada perubahan pola hidup sehari-hari selama pandemi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia.
Dikutip dari liputan6.com, menerapkan tatanan hidup normal baru di tengah pandemi COVID-19 dinilai butuh peran pemerintah, tokoh agama dan masyarakat untuk menyiapkan mental masyarakat dalam menerapkannya.
Perilaku Baru
Ketua Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (FKM Unair), Hario Megatsari menjelaskan bagaimana skenario menghadapi hidup normal baru di tengah pandemi.
Menurut Hario, tatanan hidup normal baru menuntut adanya perilaku baru. Hidup ‘New Normal’ sebagai konsekuensi dari adanya virus corona jenis baru (Sars-CoV-2) penyebab COVID-19.
Adanya protokol kesehatan yang berlaku menuntut perubahan perilaku sehari-hari. Seperti memakai masker saat berada di luar rumah, menjaga jarak fisik, dan menghindari kerumunan.
Menjaga Kesehatan dan Kebersihan
Selain itu, untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19 masyarakat juga wajib menjaga kesehatan dan kebersihan. Di antaranya dengan makan makanan bergizi yang bisa meningkatkan imun tubuh, olahraga, mencuci tangan dengan sabun, dan lain sebagainya.
“Sebelum ada COVID-19, berinteraksi di suatu acara, misalkan di acara pernikahan berjabat tangan, cipika cipiki, dan selama ada pandemi itu belum bisa dilakukan. Karena ada dalam salah satu protokol (jaga jarak-red), ini perilaku normal yang baru,” jelas Hario, dikutip dari liputan6.com.
Pola Hidup Tidak Sama Seperti Dulu
Setidaknya selama belum ada vaksin yang ditemukan, tatanan hidup normal baru ini jadi bentuk antisipasi penyebaran COVID-19. Meskipun nanti vaksin sudah ditemukan, menurut Hario, pola hidup tidak akan sama seperti kondisi dulu.
Untuk menghadapi tatanan hidup baru itu, Hario menilai masyarakat perlu menyiapkan mental. Hal ini agar tidak tergagap saat menerapkannya. Apalagi masih ada warga yang belum bisa menjalankan protokol kesehatan dan menerima tatanan hidup normal baru.
Peran Banyak Orang
Masyarakat perlu mengikuti informasi yang baik dan benar sebagai panduan menjalani hidup normal baru.
“Ikuti informasi yang baik dan benar mengenai perilaku tatanan yang baru seperti apa, karena masih menata dan belum ada definitif,” jelas Hario.
Di sini, dibutuhkan peran pemerintah, tokoh agama, masyarakat. Hario mengatakan, peran pemerintah menenangkan masyarakat agar dapat menerapkan tatanan hidup normal baru dengan menjalankan protokol kesehatan.
“Pemerintah harus mulai konsisten dan punya ketegasan. Konsisten itu terhadap protap atau regulasi sehingga publik akan timbulkan trust,” pungkasnya.