BOGOR DAILY – Pasca lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah memasuki hari ke lima, gas Elpiji ukuran 3 kilo gram mengalami kenaikan drastis. Lonjakan harga ini terjadi di semua wilayah Kabupaten Bogor, seperti terjadi di Kecamatan Cibinong.
Tidak hanya mengalami kenaikan harga saja, gas Elpiji 3 kg untuk kalangan menengah kebawah itupun mengalami kelangkaan.
Salah seorang warga Sukabumi yang ngontrak di Cibinong, Kabupaten Bogor, Angga (27) mengaku pasokan di beberapa warung kecil maupun besar mengalami kelangkaan.
Setelah mencari-cari selama satu jam ke beberapa toko yang ada di Cibinong, baru bisa menemukan gas Elpiji ukuran 3 kg diwilayah perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Depok.
“Udah mah langka, eh pas ada ternyata mahal harganya sampai Rp30 ribu, biasa beli antara Rp18 ribu sampai Rp20 ribu. Tapi ini tiba-tiba naik drastis,” katanya kepada Bogordaily.net, Kamis (28/5/2020).
Hal serupa dirasakan warga Kecamatan Citeureup, Munawaroh. Menurut ibu rumah tangga yang berjualan gorengan itu, harga gas Elpiji ukuran 3 kg mengalami kelangkaan pada H+1 lebaran Idul Fitri.
“Kalau saya mah udah tahu pas hari lebaran, ketahuannya pas saya lagi goreng gorengan eh gasnya abis. Terus saya cari ke mana-mana gak ada, terpaksa pakai gas yang dirumah dulu aja, tapi sekarang sudah nemu lagi harganya naik jadi Rp27 ribu,” akunya.
Menanggapi adanya kelangkaan dan kenaikan gas Elpiji 3 kg, Ketua Hiswana Migas Bogor, Asep mengklaim bahwa pasokan gas aman dan untuk harga setiap satuan kepada agen tidak adanya peningkatan.
Agus menampik, dugaan adanya permainan harga dan penimbunan gas dari oknum tertentu.
“Gak ada kenaikan dan gak ada kelangkaan. Kita pastikan untuk gas Elpiji 3 kg itu aman, untuk harga ke pangkalan juga aman Rp16 ribu, penyediaan gas perhari untuk Kabupaten Bogor ini mencapai 110.000 tabung, jadi saya pastikan gak ada kenaikan dan kelangkaan,” jelasnya. (Andi).