BOGOR DAILY– Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Partai Gerindra, DR.Ir Hj. Endang Setyawati Thohari, DESS., M.Sc tak bosan untuk mengampanyekan gerakan untuk gemar mengonsumsi ikan. Khususnya di wilayah Jawa Barat.
Ini mengingat angka konsumsi ikan masyarakat di Jabar yang masih tergolong rendah. Yakni, baru mencapai sekitar 26 kg per kapita per tahun atau sekitar 82 gram per hari.
Angka tersebut masih jauh dari target nasional yang diproyeksikan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Untuk tahun ini saja sampai 2024, KKP telah menargetkan adanya peningkatan angka konsumi sebesar 6,11 kg/kapita/tahun. Dari 56,39 kg/kapita/tahun di tahun 2020 menjadi 62,50 kg/kapita/tahun di tahun 2024.
“Indonesia ini termasuk produsen ikan terbesar di Asia Tenggara. Tapi tidak berbanding lurus dengan jumlah konsumsi ikannya. Makanya, gerakan gemar makan ikan ini jadi perhatian kami di DPR, “ungkap Endang.Menurutnya, kebiasaan mengonsumsi ikan harus digalakkan untuk mencegah masalah gizi buruk yang saat ini masih menjadi ‘PR’ pemerintah. Termasuk masalah stunting.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, angka gizi buruk di Jawa Barat masih cukup tinggi, bahkan melebihi nasional.
“Angka (stunting di Jabar) masih cukup tinggi 38 %. Sedangkan nasional 27 %,” ujar politisi Gerinda Dapil Kota Bogor, Cianjur.
Melihat kondisi ini, pihaknya mendorong pemerintah untuk menurunkan kasus gizi buruk. Termasuk terjun langsung menyadarkan masyarakat soal pentingnya mengosumsi ikan demi mencegah terjadinya stunting.
“Permasalahan kekurangan gizi ini tentunya berpotensi menurunkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat. Makanya, Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang didengungkan KKP sejak 2004 harus dilakukan,”terangnya.
Menurutnya, persoalan Stunting masih tinggi di Jawa Barat, dikarenakan masih banyak yang tidak memprioritaskan soal gizi, baik ketika ibu itu hamil ataupun setelah melahirkan dan membesarkan anaknya.
“Problem Stunting di Jawa Barat sangat tinggi sehingga masyarakat harus di edukasi bahwa penting mengutamakan asupan gizi terbaik yang bisa mengandalkan dari bahan pangan lokal. Saya mengajak warga untuk mengutamakan gizi agar selalu terjaga kesehatan,” pintanya
Mengacu pada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), periode kritis gangguan pertumbuhan termasuk stunting biasa terjadi pada awal kehamilan smapai anak berusia dua tahun.
Pada periode tersebut sangat penting untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara berkala. “Termasuk juga memperhatikan asupan gizinya yang salah satunya dapat diperoleh dari gemar mengonsumsi ikan,”urainya.
Asal tau saja, dalam kegiatan menyerap aspirasi masyarakat sebagai salah satu program reses, Endang juga mengajak masyarakat untuk buddiaya ikan.
“Saya ingin juga memberikan dorongan motivasi agar masyarakat khususnya yang ada di Dapil saya agar mau memulai untuk budidaya ikan. Selama ada genangan air, rawa yang luar biasa, dan perairan di daerah-daerah, itu bisa kita manfaatkan untuk kegiatan budidaya ikan,”ujar Endang saat silaturahmi bersama masyarakat dalam rangka kunjungan kerja perorangan setahun sekali, Jumat (29/5/20), kemarin.
Tak hanya itu, dalam kesempatan itu, Endang juga memberikan Bantuan Sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, karena ikut terdampak musibah Pandemi Covid-19. Bantuan dibagikan di beberapa titik lokasi Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur dengan cara mendatangi langsung rumah warga.
Sedikitnya ada 3.000 paket bantuan sosial yang diberikan, mencakup, beras, sembako, biskuit sehat balita, ikan segar, masker, handsanitizer, sarung, mukena, dll) (*)