BOGOR DAILY- PT Bio Farma (Persero) dalam jangka panjang akan memproduksi vaksin Corona (COVID-19) secara mandiri. Saat ini pihaknya masih bekerja sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dari Norwegia dan Sinovac dari China.
Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma, Neni Nurainy mengatakan pembuatan vaksin di Indonesia ke depan akan digarap oleh konsorsium nasional. Dengan begini, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pada negara lain dalam hal penyediaan bahan baku vaksin.
“Dalam strategi jangka panjang kita kerja sama untuk kapasitas building dimana kita ingin mandiri dari segi vaksin untuk bisa memproduksi dari mulai seed sampai dengan ke proses hilirnya melalui konsorsium nasional,” kata Neni dalam webinar bertajuk ‘COVID-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia’, Jumat (14/8/2020).
Konsorsium nasional vaksin itu akan dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman untuk meriset pembuatan vaksin di Indonesia. Pihaknya akan membuat pengembangan vaksin Corona berbasis rekombinan sub unit berbasis protein S dan N.
“Kita kerja sama dengan Eijkman sebagai pemimpin dari konsorsium nasional untuk riset vaksin Corona ini yang tentunya disupport sekali oleh Kemenristek/BRIN. Nanti juga ada Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan), LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Balitvet (Balai Besar Penelitian Veteriner), dan Perguruan Tinggi,” ucapnya.
Untuk selanjutnya, akan dilakukan serah terima hasil penelitian kepada Bio Farma yang ditargetkan awal 2021. Nantinya Bio Farma akan melakukan upscaling, uji preklinis, serta uji klinis fase I-III, dan ditargetkan bisa diproduksi dan digunakan pada 2022.
“Kita harapkan dapat penggunaan di kita sekitar 2022. Itu harapan kita bersama untuk vaksin merah-putih,” tandasnya.