BOGOR DAILY – Walikota Bogor Bima Arya membagikan hasil riset soal pergerakan Covid-19 di Kota Bogor, beserta dampak yang paling dirasakan warga Kota Bogor.
Hasil riset itu dia sampaikan dalam akun Instagramnya. Dalam postingan itu nampak sejumlah angka-angka dan pertanyaan.
“Semua kebijakan harus didasarkan pada data dan riset yang valid. @pemkotbogor bekerja sama dengan tim riset dari @laporcovid19 & Social Resilience Lab Nanyang Technological University Singapore baru saja rampungkan riset persepsi warga tentang Covid19 dengan 21.544 responden dengan sebaran merata di seluruh wilayah Kota Bogor.
Ini sebagian data yang penting:
1. Ada 65 % yang yakin bahwa mereka kecil kemungkinan terpapar covid. Sebagian besar usia 36-45 tahun.
2. Ada 86% yang yakin sembuh jika terpapar.
3. Ada 16% percaya teori konspirasi, 29% tidak percaya dan 54% tidak tahu.
4. Ada 90% mengaku terdampak ekonominya dan 40% kehilangan pekerjaan.
Artinya: Pemerintah harus lebih gencar untuk lakukan edukasi tentang covid. Tidak pas kita lakukan penindakan atau pelarangan tanpa lebih dahulu maksimalkan edukasi dengan libatkan semua.
.
Ekonomi warga pun terpapar dengan dahsyat. Artinnya upaya pemulihan ekonomi tetap harus sejalan dengan penguatan protokol kesehatan.
.
Tapi riset ini menunjukan modal utama Kota Bogor yang sangat kuat: Solidaritas sesama dan optimis! Kepedulian warga yang kuat untuk saling menolong dan meringankan beban sesama dan tetap optimis!
.
Insya Allah hari Senin Pemkot akan umumkan langkah selanjutnya dari Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) yang berlaku sampai hari Senin. Salam sehat & semangat,” tulis Bima Arya dalam postingannya itu.
Kabar soal riset itu pun dikomentari beragam netizen. Ada yang mengiyakan, berargumentasi dan sejumlah alasan lainnya.
Tapi ada juga yang membenarkan riset itu. “Betul Pak,” tulis akun @denniehippie20 dalam kolom komentar. (*)