BOGORDAILY – Kawasan Danau Toba menjadi salah satu lokasi pemasangan alat Earthquake Early Warning System (EEWS) dan Warning Receiver System New Generation (WRS-NG) oleh BMKG. Melalui Stasiun Geofisika Deli Serdang, BMKG secara bertahap telah melakukan pemasangan EEWS di 14 lokasi dan WRS-NG di 11 lokasi di Sumatra Utara.
Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang, Teguh Rahayu, melalui keterangan tertulisnya pada Selasa (24/9) mengatakan, pemasangan EEWS dan WRS tersebut secara bertahap telah dilakukan di beberapa lokasi, yang di antaranya mengelilingi kawasan Danau Toba. Seperti di Kabupaten Simalungun, Karo, Toba Samosir, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan Dairi.
“Selain itu, BMKG juga telah memasang 11 sensor Minireg dan Broadband. Lokasi pemasangan ini didasarkan pada pemetaan zona daerah kegempaan di Sumatra Utara,” katanya, dilansir dari Antara.
EEWS merupakan sistem monitoring yang mendeteksi gempa bumi di hulu, dan system automatic processing yang mengolah data secara cepat dan penyebaran informasi peringatan dini di hilir. Sementara WRS, merupakan smart display untuk menginformasikan kejadian gempa bumi realtime dan peringatan dini tsunami.
Memanfaatkan Informasi dari 61 Sensor Gempa Bumi di Sumut
Kedua sistem ini memanfaatkan informasi gempa bumi yang terekam di 61 sensor gempa bumi yang tersebar di wilayah Sumatra bagian utara.
Menurut Teguh, kawasan Danau Toba merupakan daerah yang sangat berpotensi terhadap gempa bumi dan tsunami, akibat aktivitas subduksi Nias dan sesar-sesar lokal Sumatra yang sangat aktif.
Selain itu, Danau Toba merupakan salah satu dari lima Destinasi Wisata Super Prioritas di Indonesia yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2020.
Sehingga, daerah ini menjadi kawasan yang penting dalam membangun sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami.
Memberi Peringatan Gempa Lebih Cepat
Selain sebagai pelengkap dari sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS), Indonesia Earthquake Early Warning System (InaEEWS) BMKG ini juga akan memberikan informasi lebih dini sebelum guncangan kuat melanda suatu kawasan.
Sistem ini memanfaatkan perbedaan cepat rambat gelombang gempa bumi, sehingga gelombang P yang tiba lebih awal digunakan sebagai warning sebelum gelombang S yang bersifat merusak tiba di lokasi.
Sebagai daerah yang memiliki potensi gempa bumi tinggi, gelombang gempa bumi yang berasal dari zona subduksi Nias memiliki waktu 30-40 detik sebelum gelombang S tiba di wilayah Danau Toba.
Sedangkan untuk gempa bumi yang bersumber di sesar lokal Sumatra, terdapat selisih waktu kurang dari 10 detik.
Mengamankan Objek Vital di Kawasan Danau Toba
Sistem ini tidak saja bermanfaat bagi masyarakat di Kawasan Danau Toba untuk bertindak lebih cepat menyelamatkan diri, tetapi juga dapat mengamankan objek vital berbasis respon instrumen.
Sistem transportasi cepat dan industri penting dapat di non-aktifkan (shut down) beberapa detik lebih awal sebelum gempa bumi menimbulkan kerusakan.
Dengan telah dipasangnya 61 sensor seismograf, EEWS di 14 lokasi, dan WRS di 11 lokasi di Sumatra Utara, maka diharapkan dapat memberikan informasi gempa bumi dan peringatan tsunami sedini mungkin, sehingga dapat meminimalisasi korban akibat gempa bumi ataupun tsunami.