BOGOR DAILY- Putra Amien Rais, Ahmad Hanafi Rais mengalami kecelakaan di Tol Cipali. Mobil yang ditumpanginya, Alphard terlibat kecelakaan beruntun di tol tersebut.
Kecelakaan ini bukanlah kecelakaan yang pertama kali terjadi di tol tersebut. Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab seringnya kecelakaan di Tol Cipali.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menjelaskan, Tol Cipali merupakan tol dengan segmen yang panjang. Dia bilang, yang sering terjadi adalah pengemudi tidak awas sehingga memacu kecepatan tinggi. Di sisi lain, kendaraan berat sering memacu kendaraan di bawah kecepatan minimum, sehingga terjadi tabrakan dari belakang.
“Tol Cipali memang long segment ya, dan karena pengemudi sering tidak alert, kecepatan sering dipacu tinggi. Ditambah lagi dengan kendaraan berat yang sering kecepatannya di bawah kecepatan minimum yang diizinkan, sehingga sering tabrak belakang (head to tail). Itu tadi yang di luar soal kompetensi mengemudi dan kondisi fisik pengemudian ya,” papar Danang kepada detikcom, Minggu (18/10/2020).
Dia bilang, pihaknya fokus di infrastruktur jalan dengan mengurangi risiko kecelakaan. Dia menuturkan, kecelakaan yang sering terjadi di tol tersebut bukan karena desain infrastrukturnya.
“Fokus kami di infrastruktur jalan tol adalah mengurangi risiko kecelakaan dan memitigasi risiko fatalitas dengan berbagai perlengkapan road safety. Sejauh ini data dari Korlantas dan KNKT, penyebab terbesar kecelakaan di jalan tol bukan karena desain infrastrukturnya, melainkan dari pengemudi dan kondisi kendaraannya. Mungkin bisa dicek,” paparnya.
Dia melanjutkan, pihaknya terus berupaya melakukan modernisasi sistem dan teknologi pada keamanan. Jadi, jika terjadi terjadi kecelakaan, korban tidak mengalami kondisi yang fatal.
“Kami memang terus memodernisasi sistem dan teknologi safety-nya supaya apabila terjadi tabrakan atau kecelakaan, pengguna jalan tidak mengalami kondisi fatal atau luka berat,” ungkapnya.
“Termasuk meningkatkan reaksi cepat gawat darurat (emergency) kendaraan dan paramedis,” tutupnya.
CEO Toll Road Business Group Astra Infra Kirst Ade Sudiyono meminta agar detail informasi kecelakaan dikonfirmasi ke Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Astra sendiri mengelola Tol Cipali melalui Astra Infra Tol Road Toll Road Cikopo-Palimanan.
Meski begitu, dia bilang, dari sisi operator tol pihaknya berusaha untuk meningkatkan layanan jalan tol termasuk menambah infrastruktur keselamatan pencegah kecelakaan dan fatalitas di jalan tol.
“Saya merasa teman-teman terus bergiat untuk membangun tambahan infrastruktur keselamatan seperti guardrail, wirerope, marka kejut/rumble dot, marka, dan rambu himbauan batas kecepatan, dan sebagainya,” katanya kepada detikcom.
Dia juga menuturkan, dukungan dari pengguna jalan juga diperlukan. Dia berharap, standar berkendara yang aman agar bisa dilaksanakan saat berkendara.
“Yang sangat utama adalah aspek kecepatan. Mohon untuk selalu diingatkan bahwa di jalan tol ada batasan kecepatan maksimal yang diharapkan dipenuhi,” katanya.
“Memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi sangat membahayakan dan berisiko terhadap kecelakaan yang menyebabkan fatalitas,” tambahnya.
Menurutnya, kondisi pengemudi dan kondisi kendaraan juga harus dipersiapkan untuk berkendaraan di jalan tol. Dia mengatakan, pengendara harus sehat, prima dan jika mulai lelah dan mengantuk untuk beristirahat secukupnya.
Pihaknya juga mengingatkan, selama berkendaraan di musim hujan juga memerlukan kehati-hatian yang ekstra. Selain jarak pandang yang terbatas, kondisi genangan air yang belum susut (aqua planning) bisa mengurangi daya cengkeram tapak ban di jalan raya. “Kita juga terus menghimbau untuk kendaraan-kendaraan ODOL untuk juga bersedia untuk memenuhi ketentuan ukuran batas muatan maupun ukuran dimensi yang dipersyaratkan oleh Kementerian Perhubungan,” ujarnya.
“Jadi intinya, semua pihak diminta untuk terus mengkampanyekan upaya-upaya meningkatkan keselamatan berkendara di jalan tol,” tambahnya.