Friday, 29 March 2024
HomeBeritaNyabup Lewat Golkar, Ponakan Mba Tutut Gantikan Jaro Ade?

Nyabup Lewat Golkar, Ponakan Mba Tutut Gantikan Jaro Ade?

BOGOR DAILY – Nama Andreas Djumanto, Pengurus BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendadak muncul dalam bursa Pemilihan Bupati Bogor 2018. Berembus kabar jika sosoknya bisa menggantikan Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor Ade Ruhandi yang selama ini sudah menyusun strategi untuk merebus kursi F1 Kabupaten Bogor. Di sisi lain, ada pula yang mengangap kemunculannya hanya taktik  politik.

Terlepas dari itu, Andeas mengaku jika dirinya siap maju dalam pilkada Kabupaten Bogor. Lewat parta besutan trah Soeharto, Golkar, ia ingin merubah wajah Bumi Tegar Beriman yang saat ini masih dianggapnya miris.

“Suatu hari muncul keprihatinan yang mendalam ketika saya memulai langkah melihat secara langsung wilayah Kabupaten Bogor. Makanya saya berniat mengabdikan diri di Kabupaten Bogor,”  ujar Andreas yang merupakan ponakan mba Tutut atau Siti Hardijanti Rukmana putri pertama dari mantan Presiden Soeharto ini.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai, pembangunan harus dimulai dari desa-desa. Menurut Andreas, masih banyak persoalan-persoalan di wilayah pedasaan yang butuh perhatian khusus agar dapat terselesaikan.

“Saya prihatin melihat kondisi infrastruktur jalan, sungguh jauh dari kata layak. Kampung-kampung di Bogor juga masih ada yang belum mendapat penerangan dari PLN,” terang lelaki yang juga Pengurus Perbakin Pusat.

Menurut ponakan mba Tutut ini, keprihatinannya terhadap pembangunan di desa lantaran dirinya lahir dari desa. Sehingga, dirinya yang mendapat gelar Pascasarjana Hukum di Chicago University ini memahami betul kebutuhan masyarakat di pedesaan.

“Ini yang akan menjadi salah satu fokus saya. Selama sepuluh tahun ini juga saya sudah mendirikan berbagai usaha di Bogor,” terangnya.

Andreas menegaskan, butuh komitmen dan tekad yang tulus untuk membangun wilayah agar bisa maju. Semuanya juga harus didasari keikhlasan dari pemimpin sehingga bisa benar-benar melayani seluruh warga.

“Yang penting itu kejujuran. Saya masih banyak kekurangan dan tidak mungkin mengubah kondisi Bogor dalam sekejap. Tapi, optimisme sangat dibutuhan bagi seorang pemimpin,” tandas Andreas.