Saturday, 27 April 2024
HomeBeritaProyek LRT Jabodetabek Bengkak Hingga Rp 31 Triliun

Proyek LRT Jabodetabek Bengkak Hingga Rp 31 Triliun

BOGOR DAILY- Nilai proyek LRT (Light Rail Transit) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) membengkak. Sebelumnya Rp 26,7 triliun namun kini naik menjadi Rp 31 triliun.

Direktur Keuangan PT KAI, Didit Hartantyo mengatakan, sebenarnya besaran nilai kebutuhan LRT Jabodebek masih dalam pematangan, karena masih terus ada perubahan rencana pembangunan.

Misalnya ada penambahan jumlah stasiun. Lalu ada perubahan penggunaan sistem persinyalan dari sebelumnya fixed block menjadi moving block.

“Mengenai kondisi saat ini kita masih mematangkan besaran nilai capex LRT ini. Karena ternyata dalam perkembangannya. Ini masih dalam pembahasan para pemangku kepentingan,” tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (22/11/2017).

Mengenai pendanaan, kata Didit, KAI ditugaskan sebagai investor yang menyiapkan dana sekitar Rp 7,6 triliun sebagai ekuitas yang dipersiapkan mencari pendanaan. Angka itu setara 25% dari porsi kebutuhan dana, jika dikalikan maka kebutuhan dananya mencapai Rp 30,4 triliun.

“Jadi kalau kita ibaratkan Rp 7,6 triliun itu merupakan 25% dari porsi kebutuhan bisa diduga sendiri berapa kebutuhannya,” tambah Didit.

Untuk memenuhi kebutuhan Rp 7,6 triliun itu, tahun ini KAI berharap bisa memperoleh Rp 4 triliun. Dana itu berasal dari realokasi pembangunan rel kereta Trans Sumatera sebesar Rp 2 triliun. Selain itu Rp 2 triliun dari PMN APBN Perubahan 2017.

Lalu sisanya Rp 3,6 triliun diharapkan berasal dari APBN 2018. “Tahun depan Rp 3,6 triliun sudah masuk dalam format APBN 2018,” tuturnya.

Jika kebutuhan dana Rp 7,6 triliun itu terpenuhi maka pihaknya akan melakukan pinjaman sindikasi dari beberapa perbankan, guna menutupi seluruh kebutuhan LRT Jabodebek.

“Ada beberapa bank pemerintah yang sudah komit mendanai proyek LRT ini di samping ada bank-bank swasta, jadi itu sindikasi gabungan,” pungkasnya