BOGOR DAILY– Sejak diluncurkannya progam angkot ke kampung-kampung melalui rerouting oleh pemerintah kota (Pemkot) Bogor, hingga kini rencana itu masih mandek. Alasannya, karena Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor masih menyelesaikan pemasangan stiker sesuai trayek baru.
““Pemasangan stiker memang memakan waktu lama karena dilakukan bertahap, mengingat keterbatasan personel pengawasan dan pengendalian dari kami,” ujar Kepala Bidang Angkutan pada Dishub Kota Bogor Jimmy Hutapea
Saat ini ia mengklaim jika pemasangan stiker angkot sudah mencapai tahap finishing yaitu mencapai 80 persen. Angkot yang belum terpasang stiker sebanyak 20 persen, yaitu kebanyakan trayek 02 dan 03. Dishub pun berjanji melanjutkan pemasangam stiker hingga tuntas.
“Kami juga akan lakukan sosialisasi sebelum pelaksanaan rute baru. Sebab, masyarakat sebagai pengguna angkutan umum harus mengetahui. Sehingga ketika pelaksanaan rerouting, tidak ada masyarakat yang tersesat karena salah naik angkot,”terangnya.
JImy memastikan akan menyiapkan sejumlah petugas saat rute baru angkot ke kampung-kampung mulai diterapkan. Sehingga, nantinya masyarakat tidak kebingungan dengan rute tersebut. “Pastinya akan ada petugas Dishub dan kepolisian saat pengefektifan rute tersebut. Saat hari pertama, kita juga berharap agar rerouting berjalan lancar,” kata Jimmy.
Sementara itu, Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor M Ischak menjelaskan bahwa masih banyak sopir angkot yang belum siap menerapkan rerouting. Hal itu karena banyak sopir yang merasa ketakutan penghasilannya berkurang karena adanya trayek baru. “Ketika penetapan waktu rerouting kemarin, hanya angkutan yang berbadan hukum saja yang siap melaksanakan rerouting. Sedangkan untuk pemiliki angkot yang lainnya dirasa belum siap karena khawatir,” tuturnya.
Dalam penerapan rerouting, menurut Ischak, dua trayek menjadi perhatian, di antaranya Bubulak-Ciawi. Di mana trayek tersebut akan mempunyai dua jalur, yang pertama jalur lewat Baranangsiang dan lewat jalur Lawanggintung. “Sedangkan untuk sejumlah feeder yang lainnya dilakukan bertahap dan tidak langsung semua berubah,” kata Ischak.
Sebelum beroperasi di trayek baru, menurut Ischak, para sopir pun akan mengikuti apel bersama di kantor Dishub. Ia juga meminta Dishub agar mengarahkan sopir angkot dalam trayek barunya. “Dishub harus mendampingi para sopir dan saya juga minta agar Dishub melakukan sosialisasi lebih gencar lagi dalam penerapan rerouting ini,” tandasnya.
Kurangnya sosialisasi yang dilakukan Dishub atas penerapan rerouting, mendapat kritikan keras dari Ketua LPM Kelurahan Margajaya Eko Pandu. Menurut Eko, pemerintah seharusnya melakukan sosialisasi ke setiap sudut kota agar masyarakat pengguna angkot dapat mengetahui angkot yang akan ia gunakan. “Pemerintah sekarang melakukan sosialisasi melalui media sosial, sedangkan pengguna angkot mayoritas adalah ibu-ibu,” tandasnya.