Saturday, 18 May 2024
HomeKota BogorDuit bantuan dari Jokowi Disunat di Margajaya

Duit bantuan dari Jokowi Disunat di Margajaya

BOGOR DAILY– Sejumlah pemegang (KKS) yang menerima Bantuan Pangan Nontunai di Kelurahan , Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, mengeluhkan ribetnya sistem pencairan. Bukan hanya lokasi pencairan dana yang terlalu jauh, bantuan Presi­den Joko Widodo ( Jokowi) itu pun ternyata disunat.

Sekadar diketahui, sejak di­luncurkan Februari lalu, peme­gang KKS berhak mendapatkan uang nontunai Rp1.890.000. Setiap Keluarga Penerima Man­faat (KPM) dijatah Rp110.000 per bulan. Dana yang tersimpan di KKS ditambah dana Program Keluarga Harapan (PKH). Untuk mencairkannya, pemerintah pusat bekerja sama dengan melalui agen BRILink.

Di Kelurahan , peng­ambilan dana KKS harus dipo­tong Rp3.000. Lokasi agen BRILink di Taman Dramaga Indah, di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pun dianggap terlalu jauh. Sebab, mayoritas penerimanya sudah lanjut usia.

Penerima KKS Bandi menu­turkan, melalui bantuan ini dirinya membeli kebutuhan pokok berupa beras dan gula melalui agen BRILink dengan nominal bantuan per bulan Rp110.000. Namun, lokasi agen di Perumahan Taman Dra­maga Indah terlalu jauh se­hingga menyulitkannya. Tidak hanya itu, pemilik KKS juga dikenakan administrasi Rp3.000 untuk membeli kantong plas­tik. “Sudah lokasi agennya jauh, kena biaya Rp3.000 lagi. Ten­tunya sangat merugikan kami,” kesalnya.

Senada dengan Bandi, Sri Supartini menuturkan, selain itu juga ketika token agen ru­sak, penerima KKS tidak bisa menukarkannya. Sehingga, penerima KKS banyak yang dirugikan. “Kami minta Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor mengevaluasi lagi agen KKS yang ada di Kelurahan Marga­jaya,” keluhnya.

Terpisah, Lurah Agus Sapsilo mengungkapkan, proses pencairan memang agak ribet, berbeda dengan penyalu­ran beras raskin langsung. Untuk menukarkan KKS, pemi­lik KKS harus membawa kartu dan pin yang sudah diberikan . Setelah itu, pin tersebut digesek di token, baru bisa ditukarkan dengan beras dan gula di agen yang ditentukan . “Yang sudah mencairkan KKS ada 209 orang, sedangkan yang belum mengambil sepu­luh orang lagi,” katanya.

Agus menjelaskan, yang me­nentukan agen langsung dari , bukan kelurahan. Sedang­kan biaya administrasi itu di­gunakan untuk beli plastik. “Keluhan warga akan jauhnya agen, kami sudah melaporkan ke Dinsos Kota Bogor. Ke depan diharapkan agen KKS lokasinya lebih strategis lagi, sehingga tidak menyulitkan warga kami,” pungkasnya.

Untuk diketahui, 23 Februari 2017, Presiden Jokowi memu­lai distribusi bantuan pangan dalam bentuk nontunai. Ban­tuan pangan sebagai peng­ganti program Beras Sejahtera (Rastra) tersebut disalurkan melalui KKS. Melalui KKS, tiap KPM memperoleh bantuan Rp110.000 per bulannya. Saldo yang terdapat dalam KKS itu nantinya dapat ditukarkan dengan komoditas beras dan lainnya.

”Berasnya sudah kita siapkan dengan kualitas yang baik. Na­manya ‘Beras Kita'. Kalau dulu mau tidak mau terima beras ada yang hitam dan cokelat (kualitas buruk, red), sekarang bisa pilih beras yang baik. Ini per kilonya Rp8.500,” kata Jokowi.

Selain untuk menyalurkan bantuan pangan nontunai, KKS juga mencakup bantuan Pro­gram Keluarga Harapan (PKH). KKS yang diperuntukkan guna menyalurkan PKH sendiri ter­dapat saldo Rp1.890.000 yang diperuntukkan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetap­kan.(metropolitan)