Friday, 29 March 2024
HomeKota BogorADV : Ikutilah Imunisasi MR, Demi Masa Depan Anak

ADV : Ikutilah Imunisasi MR, Demi Masa Depan Anak

Bogor Daily

Menurut Subuh, pengulangan diperlukan karena mungkin saja pada saat diimunisasi sebelumnya, kondisi sedang tidak dalam kondisi baik, atau cara penyuntikan yang tidak tepat sehingga evektivitas vaksin tidak optimal.

Rubella atau campak jerman merupakan salah satu penyakit infeksi menular melalui saluran nafas yang disebabkan oleh virus rubella. Virus ini dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan utamanya dapat terjadi melalui partikel air liur di udara, yang dikeluakan penderita melalui batuk atau bersin. Anak-anak maupun orang dewasa yang belum diberi vaksin Campak dan rubella atau belum pernah terkena penyakit ini, berisiko tertular penyakit ini.

Gejala yang timbul pada mereka yang terkena virus rubella terlihat sangat sederhana dan tidak spesifik. Bahkan terkadang tanpa gejala.Kalau ada gejala, diantaranya demam, bercak merah, pusing, batuk, pilek, konjungtivitis atau mata merah. Meski demikian, komplikasi campak bisa sangat memberatkan.

Virus ini sering menyerang anak-anak dan remaja. Juga dapat menular pada ibu-ibu yang sedang hamil pada tiga bulan pertama kehamilan. Ibu hamil yang tertular rubella bisa mengalami keguguran atau bayinya lahir dalam kondisi cacat. Selain itu pengidap rubella bisa terkena radang otak, radang paru, radang telinga, diare berat, kebutaan dan dehidrasi yang dapat mendatangkan kematian.

Di Indonesia kasus pasien rubella terbilang tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar, di Indonesia terdapat lebih dari 400 kasus rubella pada tahun 2011. Di kota-kota beasr seperti di Bandung pernah tercatat ada 63 kasus terduga rubella dengan 20 diantaranya dinyatakan positif. Di Surabaya sepanjang tahun 1993 – 2003 tercatat 93 suspect dan dalam kurun waktu yang sama di Jogjakarta tercatat 1.419 suspect.

Sedangkan di Kota Bogormenurut data di Dinas Kesehatan Kota Bogor Kasus positif rubella sepanjang tahun 2015-2016 tercatat 27 kasus & kasus positif campak 2015-2016 sebanyak 167 kasus.

Vaksin MR masih mahal karena harus diimpor. “Jadi ini adalah berita baik bagi para ibu yang memiliki bayi serta anak-anak remaja,” kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementrian Kesehatan, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH.DSc.

Menurut dr. Rubaeah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, pihaknya akan melakukan masal kepada warga Kota Bogor, pada Agustus sampai dengan September 2017 mendatang. Menurutnya ada sekitar 257.276 jiwa di Kota Bogor yang harus diikutsertakan pada kegiatan ini.

Oleh karena itu itu pihaknya berharap, warga masyarakat mengikutsertakan bayi dan anak-anak mereka pada masal tersebut. Ia sangat mengapresiasi warga yang memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengikuti kegiatan ini. “Selain menguntungkan bagi mereka, juga sangat membantu kami dalam mensukseskan kegiatan ini,” lanjut Beah.

Pasalnya kegiatan kali ini berbeda dan tantangannya lebih berat dibanding kegiatan polio yang pernah dilaksanakanpada tahun 2016 lalu. “Sekarang kami harus mengerahkan petugas medis langsung ke lapangan, karena vaksin ini harus disuntikan kepada penerima,” jelasnya.

Para petugas medis inilah yang berwenang menyuntikan vaksin tersebut. Cara ini tentu berbeda dengan teknik pemberian vaksin polio yang cukup diteteskan ke dalam mulut anak, sehingga pengerjaannya bisa dibantu oleh para kader PKK atau Posyandu.

(Advertorial)

Informasi lebih lanjut bisa Menghubungi Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit & Surveilance

Dinas Kesehatan Kota Bogor

Jl. Kesehatan No. 3 Tanah Sareal Kota Bogor

Telp. (0251) 8310810