Friday, 29 March 2024
HomeBeritaJokowi Boyong Anak Cucu dan Menantu ke Turki, Boleh Enggak sih?

Jokowi Boyong Anak Cucu dan Menantu ke Turki, Boleh Enggak sih?

BOGOR DAILY- LAWATAN Presiden Joko Widodo () ke Jerman dan Turki kini jadi buah bibir. Pro kontra pun bermunculan lan­taran orang nomor satu di negeri ini ketahuan memboyong keluarganya. Dari anak, cucu sampai menantu diajak jalan-jalan bersamaan dengan kunjungan kenega­raan ke Ankara, Turki.

Rombongan presiden telah bertolak ke Turki dan Jerman dari Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (5/7) lalu. Seluruh keluarga intinya diboyong.

Seperti yang terlihat di Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 07:15 WIB, keluarga tampak masuk pesawat kepresidenan. Berkemeja putih, Kaesang terlihat menenteng tas. Bukan hanya Kaesang, kakaknya,

Kahiyang Ayu dan Gibran Rakabuming Raka, serta kepon­akannya, Jan Ethes, dan kakak iparnya, Selvi Ananda, juga ikut naik pesawat. Selvi dan Ethes baru kali ini ikut lawatan ke luar negeri. Padahal, biasanya hanya mem­bawa sang istri, Iriana, dalam kunjungan sebelumnya.

Pro kontra pun bermunculan menyusul keikutser­taan keluarga dalam kunjungan kenegaraan ini. Suara lantang mengkritik datang dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon. “Saya nggak tahu apa alasannya, mungkin sekalian liburan atau bagaimana. Tetapi tentu menimbulkan pertan­yaan. Sah-sah saja orang bertanya karena tentu di luar kebiasaan dilakukan Presiden ,” ujar Fadli. Fadli lantas membandingkan kunjun­

gan kenegaraan yang dilakukan presiden ke-2, Soeharto. “Setahu saya di zaman Pak Harto tidak ada sampai ke cucu, mungkin pernah kalau anak. Kalau bawa cucu setahu saya tak pernah,” jelas Fadli. Politikus Gerindra ini enggan berkomentar apakah tindakan melanggar etika sebagai pejabat negara. Menurut Fadli, harus ada aturan yang men­gatur membawa anggota ke­luarga saat pejabat melakukan kunjungan resmi ke luar negeri.­

“Ini perlu menjadi catatan, apakah bisa dilakukan. Kare­na kan kalau istri sebagai pendamping, saya kira masih wajar. Kalau anak, cucu sampai menantu, kan bisa jadi pertan­yaan juga,” tambahnya.

Namun, menurut ahli hukum Universitas Indonesia Ganjar Laksamana Bondan, hal terse­but diperbolehkan. “Aturannya ada. Tetapi yang terpenting itu bukan aturan. Karena aturan bisa dibuat siapa saja. Logika berpikirnya begini, khusus pres­iden, raja, ratu, seluruh kepala negara bertugas 24 jam me­lekat. Kalau gubernur jam kerja dia. Gubernur kalau di rumah, dia bukan gubernur. Sehingga segala fasilitasnya melekat,” ujar Ganjar.

Ganjar menambahkan, aturan ini sudah ada sejak zaman Soeharto berkuasa di era Orde Baru. “Bahkan di za­man Pak Harto ada peraturan pemerintah. Jadi hak penga­walan juga melekat pada istri, orang tua, anak dan cucu, ter­masuk menantu,” bebernya.

Sementara menurut ahli hukum Universitas Andalas Feri Amsari, aturan protokoler presiden boleh membawa keluarga ketika kunjungan Negara. “Ada sistem kepro­tokoleran yang membolehkan ini,” kata Feri, terpisah.

Namun, Feri juga mengkritik apa yang dilakukan . Sebab, bisa menghabiskan anggaran negara yang ter­lalu banyak. “Dengan mem­bawa jumlahnya seperti itu bisa menghabiskan anggaran negara,” ungkap Feri.

Sekadar diketahui, sesuai jadwal, selama di Jerman dan Turki, Presiden Jokowi menghadiri KTT G20. Dilan­jut kunjungan ke Turki yang merupakan kunjungan bala­san setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pernah berkunjung ke Indonesia.

Di Turki, rombongan Jokowi jalan-jalan mengunjungi Masjid Kocatepe, salah satu masjid terbesar dan termegah di Kota Ankara, Turki. “Setelah acara yang pertama kunjungan ke Mauseleum Atarurk, Presiden Jokowi mengunjungi Masjid Kocatepe,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Ankara.

Presiden Jokowi disambut upacara kenegaraan saat tiba di Istana Kepresidenan Turki, hari ini sekitar pukul 11:15 waktu setempat. Jokowi ber­sama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kemudian menuju Dais Kehormatan.

Setelah upacara kenegaraan selesai, Jokowi mengikuti per­temuan Tete-A-Tete di Ruang Tete-A-Tete Istana Kepreside­nan Turki. Rombongan Jokowi direncanakan baru akan tiba di Tanah Air pada Minggu (9/7)