Saturday, 20 April 2024
HomeKota BogorMiris! Setiap Minggu Bayi Lahir di Bogor Dibuang

Miris! Setiap Minggu Bayi Lahir di Bogor Dibuang

BOGOR DAILY-Baru-baru ini Kota/Kabupaten Bogor raih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) dari pemerintah pusat. Namun, kasus pembuangan bayi di wilayah ini justru marak terjadi. Baru pekan lalu warga menemukan mayat bayi di Kampung Kukupu, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor. Kini giliran warga Cileungsi yang dibuat geger dengan penemuan bayi laki-laki di kebun pisang. Fenomena ditemukannya bayi setiap minggu ini pun jadi sorotan.

Bayi merah yang masih terlilit tali pusar ditemukan warga Perumahan Nusa Indah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa (22/8). Bayi laki-laki itu berada dalam kardus yang sengaja dibuang di tepi ke­bun pisang. Beruntung, saat ditemukan bayi itu masih bernapas.

Seorang warga, Andi, men­gaku menemukan bayi itu saat hendak berangkat kerja. Saat itu ia melihat ada sesuatu yang bergerak dari dalam kardus. “Pas dibuka ternyata isinya bayi masih hidup, tali pusarnya pun masih menempel,” kata Andi. Ia pun langsung me­minta tolong warga sekitar kompleks untuk menolong bayi malang tersebut. “Kasi­han banget, kayaknya sengaja dibuang sama orang tuanya,” katanya.

Saat ini bayi malang itu su­dah mendapat pertolongan warga sekitar. “Tadi dibawa ke dukun beranak untuk dibersi­hkan, sekarang ada di rumah warga,” ungkap Kapolsek Cileungsi AKP Jaka Mulyana. Kasus penemuan bayi ini bu­kan pertama kali terjadi. Setiap minggunya ada saja mayat bayi yang ditemukan.

Sebelumnya di Rancabun­gur, Kabupaten Bogor, mayat bayi perempuan yang masih lengkap dengan ari-ari dite­mukan warga di tepi Sungai Cisadane di Kampung Wates, RT 01/03, Desa/Kecamatan Rancabungur (9/8).

Seminggu setelahnya, di Ko­ta Bogor, penemuan sesosok mayat bayi juga mengejutkan warga Kelurahan Cilendek Barat, RT 03/16, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, (14/8). Hingga pekan lalu kasus yang sama juga kembali terulang. Jumat (18/8), warga Kampung Kukupu, Kelurahan Cibadak, Tanahsareal, juga menemukan jasad bayi di selokan.

Menurut keterangan Kapol­sek Tanahsareal Kompol Muis Effendi, bayi itu ditemukan warga saat hendak mem­buang sampah sekitar pukul 16:00 WIB. “Mayat bayinya juga ditaruh di kardus,” tutur Kompol Muis.

Tercatat ada lima kasus pem­buangan bayi yang terungkap. Termasuk bayi laki-laki yang dibuang di atas bagasi mobil di Jalan Pangeran Sohiri Ta­nahbaru, Kecamatan Bogor Utara, (3/8).

Maraknya kasus ini jadi per­hatian banyak kalangan. Mu­lai dari tokoh agama, tokoh pemuda hingga anggota de­wan. Ketua PC NU Kabupaten Bogor Romdoni mengaku prihatin atas fenomena yang terjadi di Bogor. Sebab, bayi merupakan makhluk yang belum memiliki dosa dan berbanding terbalik dengan kedua orang tuanya. “Terlepas dibuang ini karena malu akibat hubungan gelap atau fak­tor ekonomi, menurut saya ini perbuatan biadab. Bayi memerlukan orang tua,” kata Romdoni.

Sementara Ketua Umum Masyarakat Cinta Bogor (MCB) Bagus Karyanegara menilai terjadinya fenomena ini diaki­batkan pergaulan anak muda ke arah bebas. Sehingga, hal inilah yang perlu diantisipasi semua pihak, baik itu melalui pemahaman dan pendidikan mengenai di luar batasan. Lalu dengan memperkuat keagamaan agar anak-anak dibuat lebih dekat dengan keimanannya. Serta komu­nikasi yang dijalin orang tua dengan anak-anak mereka harus dilakukan secara baik. “Ketiga hal itu sangat penting dilakukan, khususnya melaku­kan pembinaan terhadap anak-anak muda,” kata Bagus.

Dirinya pun tak ketinggalan mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang be­lum lama ini mendapat peng­hargaan KLA dari pemerintah pusat. Sebab, selama ini tindak asusila yang terjadi di tempat umum dan lain sebagainya tidak mendapat pengawasan ketat dari pemerintah daerah. “Belum lama ini di taman, tin­dak asusila sempat terdengar dan pengawasannya itu perlu ditingkatkan. Belum lagi di tempat kos-kosan. Makanya peran serta aparatur wilayah harus disinergikan agar mer­eka bisa menguasai wilayah dan bisa cepat tanggap untuk mencegah dari sejak dini,” ujarnya.

Terpisah, anggota Komisi D DPRD Kota Bogor Eka Ward­ana menilai kejadian ini bisa terjadi karena pemerintah kurang memberi perhatian dan pencerahan kepada masyarakat tentang hidup sehat dan tidak menyimpang. Sehingga, inilah yang perlu ditekankan agar seks bebas di usia remaja dapat terkurangi dan tak lagi terjadi. “Kegiatan membangun jiwa entertainer mereka ini harus dikembangkan. Tujuannya agar muda-mudi tidak di­berikan kegiatan luang untuk berbuat hal-hal negatif,” tu­tupnya.