BOGOR DAILY- Keberadaan goa vertikal dna gunung karst di wilayah Ciampea jadi perhatian tokoh masyarakat yang tergabung dalam Baraya Kujang Pajajaran (BKP).Apalagi melihat kondisi dua goa yang sudah hancur akibat aktvitas penambangan liar yang hanya berjarak 50 meter dari goa.
Ketua BKP Kabupaten Bogor Ahmad Fatir menyayangkan hal tersebut. Ini mengingat goa vertikal dan gunung karst merupakan kekayaan alam yang patut dilindungi. Dan menjadi warisan dunia.
“Ada sekitar 25 goa di gunung ini. Tapi, dua goa sudah hancur akibat penambangan. Bahkan sebagian dinding goa vertikal ini sudah hancur, diduga kuat akibat dampak ledakan alat penambangan,”sesal Ahmad.
Menurutnya, gunung Karst Ciampea harus dipertahankan, karena merupakan sumber air untuk keberlangsungan ekologis dan ekosistem di sekitarnya.
Bahkan, warga di sekitaran gunung kapur yang berada di dua kecamatan yakni Ciampea dan Cibungbulang juga menggantungkan sumber airnya dari keberadaan goa dan gunung karst tersebut.”Karena, di bawah perut gunung karst terdapat aliran sungai, sebagai urat utama sumber mata air daerah setempat,”terangnya.
Selain itu, ia juga menyebut kalau di puncak Gunung Kapur, punggungan hingga kaki terhampar benda-benda bernilai sejarah sebagai warisan peradaban purba Sunda. Salah satunya warisan Kerajaan Tarumanagara abad ke-5 Masehi.
“Jarak Gunung Kapur dengan Situ Prasasti Kaki Gajah Raja Besar Tarumanagara, Prabu Purnawarman di Muara Sungai Cianten, Cibungbulang hanya 1 KM saja. Di sana ada puluhan arca,”bebernya.
Sayangnya, karena terabaikan sejumlah arca justru mengalami kerusakan. Termasuk arca gajah Purnawarman yang sejak beberapa tahun silam ada. “Ya itu rusak berat akibat penambangan. Makanya, sekarang itu dipindahkan lokasinya ke SDN Ciampea 2. Sebagian arca masih berada di lokasinya juga dalam keadaan rusak,”urainya.
Ahmad Fatir berharap agar pemerintah menaruh perhatian terhadap peninggalan sejarah. Sehingga pengrusakan area gunung karst di Kecamatan Ciampea dapat ditekan. Jika tidak, maka imbas pengrusakan area gunung karst itu akan meluas dan langsung berdampak ke masyarakat setempat.
“Jangan sampai warga yang jadi korban. Dan, sudah saatnya jejak situs cagar budaya berusia ribuan tahun itu dilindungi sebagai warisan adiluhung dan kekayaan sejarah milik bangsa Indonesia,”pesannya
Ia juga mengajak masyarakat untuk bangkit menjaga kawasan Gunung Karst Ciampea. “Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang, maka gunung karst Ciampea segera punah,”tandasnya