Friday, 3 May 2024
HomeKabupaten BogorWarga Nanggung Mendadak Gatal-gatal Hingga Keracunan

Warga Nanggung Mendadak Gatal-gatal Hingga Keracunan

BOGOR DAILY- WARGA Kampung Sidempok, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, mendadak heboh. Setelah ratusan ikan mati, giliran warga di sana yang akibat limbah emas yang diduga ikut mencemari sumur warga. Puluhan warga bahkan ada yang dirawat dan sebagian lainnya justru merasa gatal-gatal di sekujur tubuhnya.

PULUHAN warga di RW 01 dan 06 Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, tiba-tiba mengalami gatal-gatal hingga melepuh di kulit sekujur tubuhnya. Kejadian ini berlangsung massal di dua RW.

Informasi yang dihimpun, tiga orang warga mendapat perawatan di RSUD Leuwiliang dan 33 warga dirawat di Klinik Antam.

Tercatat ada sekitar 45 Kepala Keluarga (KK) yang mengalami mual, muntah dan pusing. itu akibat air sumur yang tercemar limbah yang akhirnya dikonsumsi warga.

Menurut pengakuan warga, Yani (33), malam pascainsiden ratusan ikan mati, keluarganya merasakan mual, muntah bahkan sampai ada yang buang air besar. Selain itu, warga juga merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya.

“Sejak kemarin sore saya itu mual dan pusing, anak saya yang baru berusia tiga tahun terkena gatal-gatal,” ungkapnya saat berobat di Klinik PT Antam.

Hal serupa juga dialami Romiansih (35). Wanita yang sehari-hari menggunakan air sumur resapan dari Kali Bondongan ini mendadak gatal. Ia menduga sumurnya ikut tercemar limbah emas yang diduga akibat kebocoran pipa milik pabrik tambang emas PT Antam Pongkor.

“Keluarga saya semua pada gatal-gatal sampai kulitnya melepuh. Sudah berobat ke pukesmas, kata dokter jangan mandi pakai air sumur dulu, takutnya tambah gatal,” urainya.

Tokoh pemuda Kampung Sidempok, Makmur Jawawi, mengatakan bahwa banyak ikan yang mati diduga dari pipa milik PT Antam. Jika dijumlahkan, ada sekitar 97 warga yang mengalami dan gatal-gatal. “Yang terdampak di Kampung Sidempok ini ada tiga RT. Macam-macam keluhannya, ada yang muntah-muntah, gatal-gatal sampai korengan,” ujarnya.

Terkait tersebut, PT Antam Tbk UBPE Pongkor menyesalkan dan prihatin atas terjadinya peristiwa tersebut. Melalui keterangan resminya, VP CSR, HR & Finance Antam UBPE, Resna Handayani memastikan akan memberi bantuan kepada pemilik kolam sekaligus investigasi soal kasus tersebut. “Kami prihatin atas kejadian ini dan akan memberi bantuan kepada pemilik kolam. Saat ini kami juga melakukan penanganan taktis dan cepat terkait hal ini dan investigasi lebih lanjut,” kata Resna.

Ia mengatakan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor telah mengambil sampel air Sungai Bondongan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kandungan air. Antam UBPE juga mengirim empat sampel ikan mati milik warga serta air kolam ke laboratorium eksternal PT Water Laboratory Nusantara (PT WLN Indonesia) di Bogor untuk dicek lebih lanjut.

“Pengecekan laboratorium eksternal perlu dilakukan untuk mendapatkan data valid perihal kondisi ikan mati dan air kolam. Mohon kita sama-sama menunggu data laboratorium WLN dan dari DLH agar tidak simpang siur,” pinta Resna.

Sementara terkait warga yang melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan Klinik Antam UBPE, Resna mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan inventarisasi data pemeriksaan tersebut. Meskipun demikian menurut dokter di klinik perusahaan, minim sekali jika keluhan-keluhan warga tersebut disebabkan indikasi dikarenakan warga memiliki riwayat-riwayat penyakit lainnya.

“Saat ini kami sedang inventarisir datanya. Sekali lagi mohon menunggu dan tidak terburu-buru memberikan pernyataan yang berlebihan. Karena sebagian warga ternyata memang memiliki riwayat penyakit seperti darah tinggi dan sakit mag,” kata Resna.

Ia pun mengimbau warga agar tidak terprovokasi pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi dan kondisi ini. Apalagi berdasarkan data laboratorim Antam UBPE, kondisi air masih memenuhi baku mutu. “Sebagai perusahaan negara, Antam UBPE berkomitmen terhadap praktik operasional yang baik,” terangnya.