Friday, 29 March 2024
HomeBeritaAda Prostitusi Berkedok Jualan Kopi, Begini Modusnya

Ada Prostitusi Berkedok Jualan Kopi, Begini Modusnya

BOGOR DAILY-Praktik di Kota Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat masih saja marak terjadi. Bahkan secara terang-terangan dan berbagai modus. Kasus yang baru diungkap kepolisian ialah berkedok penjaja kopi di kawasan Pasar Tradisional Flamboyan, Jalan Gajah Mada-Pahlawan, Kecamatan Pontianak Selatan.

“Hasil pemeriksaan sementara, modus yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksi ini dengan kedok menjual kopi,” kata Kabid Humas , Kombes Pol Nanang Purnomo kepada sejumlah wartawan, Rabu (7/3/2018) malam.

Maksudnya, para perempuan yang diduga sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) menawarkan air kopi pakai plastik kepada lelaki yang ada di pasar, sekaligus menawarkan jasa untuk berhubungan.

Memang, setiap harinya di pasar tradisional ini selalu ramai orang yang hendak menjual dan membeli kebutuhan harian, dimulai pukul 00.00 Wib hingga menjelang siang. Waktu-waktu ini yang dimanfaatkan pelaku untuk menjajakan dirinya.

Nanang melanjutkan, dalam kasus yang baru diungkap Tim Pasukan Elite Sabhara Garda Khatulistiwa, Rabu (7/3/2018) sekira pukul 03.00 WIB ini, seorang lelaki yang diduga sebagai mucikari bernama Joni dan beberapa perempuan muda yang diduga sebagai PSK berhasil diamankan petugas.

“Awalnya tim yang dipimpin Ipda Pendi Wibisono melakukan patroli rutin. Tim kemudian melihat ada lelaki dan perempuan yang mencurigakan tengah berbincang di tempat yang gelap dan di belakang mobil kawasan Pasar Flamboyan,” terang Nanang.

Atas kecurigaan itu, lanjut Nanang, tim menghampiri kedua orang tersebut. Lelaki yang tak diketahui identitasnya itu langsung bergegas meninggalkan lokasi. Namun, si perempuan tak berkutik. Tim kemudian melakukan interogasi di temlat terhadap perempuan yang dicurigai itu.

“Dari hasil pemeriksaan memang disimpulkan bahwa perempuan tersebut adalah PSK yang bermodus sebagai penjual kopi,” ungkapnya.

Hasil pengembangan, diketahui ada beberapa perempuan lainnya yang melakukan hal serupa di lokasi tersebut. Pada saat pemeriksaan semua perempuan yang berlangsung di lokasi, tim melihat seseorang lelaki memantau proses pemeriksaan tersebut.

Tim merasa curiga atas gelagat lelaki itu dan menghampirinya. Tim kemudian memeriksa barang bawaan serta handphone (HP) miliknya. Sehingga diketahui lelaki itu bernama Joni.

“Nah, saat itu tim menemukan adanya chat di WA (Whatsapp) yang berisikan transaksi ketiga wanita tersebut terhadap beberapa lelaki,” papar Nanang.

Dengan bukti itu, tim langsung mengamankan Joni dan tiga wanita beserta mobil yang diduga sebagai alat transportasi mereka, ke Direktorat Sabhara .

“Saat ini, mucikari dan perempuan-perempuan muda beserta barang bukti berupa tiga unit HP, mobil Avanza serta uang tunai sebesar Rp400 ribu itu sudah diserahkan ke Subdit IV Renata Ditreskrimum untuk penanganan lebih lanjut,” jelas Nanang.

Ironisnya, perempuan-perempuan yang dijadikan Joni sebagai penjaja kopi sekaligus Pekerja Seks Komersil (PSK) di kawasan Pasar Tradisional Flamboyan, beberapa masih di bawah umur. “Dari hasil pengembangan diketahui ada anak di bawah umur yang dijadikan PSK oleh mucikari,” kata Nanang.

Ia menerangkan, setelah menangkap mucikari atas nama Joni di pasar tradisional itu, Tim Pasukan Elite Sabhara Garda Khatulistiwa langsung menggeledah di rumahnya.

“Di rumah pelaku, ditemukan empat perempuan muda yang diduga dijadikan PSK oleh lelaki diduga mucikari tersebut. Salah satunya ya anak di bawah umur itu,” terang Nanang.