BOGOR DAILY-RSUD Dr Soetomo Surabaya meningkatkan penjagaan kepada Askan, tukang becak yang ditemukan lemas di Tambaksari dengan membawa uang Rp 49 juta. Sebab selama ini memang banyak yang mengaku sebagai anggota keluarga dan teman Askan. Dengan tegas, pihak rumah sakit tidak memberi izin menjenguk jika identitasnya tidak jelas.
Hal ini disampaikan Wakil Kepala Ruang Palem RSUD Dr Soetomo, Dwi Wahyuni. Dia mengatakan dulu ketika Askan baru masuk rumah sakit, sempat ada beberapa yang menjenguk dan telah diizinkan masuk. Namun, Askan mengeluh kelelahan akibat meladeni orang-orang yang mengaku teman dan keluarganya. Askan juga tidak ingat siapapun yang menjenguk.
“Waktu itu karena kondisinya masih sedikit pikun akibat drop. Dia tidak ingat dan mengaku kelelahan karena banyak yang menjenguk,” ujar Dwi.
Menilik keluhan pasien, pihak rumah sakit berkoordinasi untuk meningkatkan penjagaan. Selain demi pemulihan pasien, juga tidak ditemukan data yang benar mengenai keluarga asli Askan.
“Sehingga yang menjenguk dan tidak bisa memberikan data asli tidak akan diizinkan masuk,” tambah Dwi.
Dwi mengatakan, selama ini memang banyak yang mengaku-aku sebagai keluarga Askan. Namun ketika dimintai data, dan diberi pertanyaan terkait identitasnya, banyak orang yang justru tidak dapat memberikan data. Mereka pun selanjutnya tak pernah kembali lagi menjenguk.
Untuk itu, pihak rumah sakit benar-benar memberikan penjagaan. Dwi mengatakan yang bisa menjenguk Askan adalah orang-orang yang telah mendapat id card, yakni yang telah diizinkan untuk masuk dan menjenguk.
“Nanti yang masuk adalah yang telah menggunakan id card,” kata Dwi.
Biasanya memang yang menjenguk adalah pegawai Kecamatan Tambaksari dan Dinas Sosial Surabaya. Tak hanya itu, untuk mengatasi penjenguk yang mengaku-aku Dwi telah menyiapkan beberapa antisipasi .
“Jadi nanti yang menjenguk akan dibilang jika pasien ini sekarang sudah resmi dalam pengawasan Dinas Sosial,” ujar Dwi.
Askan dirawat di RSUD Dr Soetomo usai ditemukan lemas dengan demam tinggi di becaknya, Rabu (21/3/2018). Diketahui, pria berusia 72 tahun asal Jombang ini sudah berpuluh tahun tinggal di Surabaya. Askan yang tinggal di becak didiagnosa menderita infeksi paru-paru