Friday, 26 April 2024
HomeBeritaBUMN Diminta Fokus Untuk Penuhi Kebutuhan Energi Masyarakat

BUMN Diminta Fokus Untuk Penuhi Kebutuhan Energi Masyarakat

BOGORDAILY Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara () Budi Gunawan Sadikin, meminta seluruh kementerian lembaga yang bergerak di bidang energi tidak hanya berorientasi pada konsep sustainability energy atau energi yang berkelanjutan. Sebab, ada yang lebih penting, yakni akses energi kepada masyarakat.

“Saya minta teman-teman yang bergerak di energi ada isu-isu lain di luar sustainability yang harus diperhatikan. Akses ke energi itu isu yang harus diperhatikan,” katanya dalam Acara Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Rabu (27/11).

Budi mengakui, memang energi berkelanjutan itu menjadi isu penting untuk didorong di Indonesia. Namun, isu tersebut biasa dilakukan oleh negara-negara yang memang sudah kaya, sementara di Indonesia sendiri masih terdapat banyak masyarakat miskin.

Tercatat, subsidi energi yang diberikan pemerintah saja bisa mencapai kurang lebih Rp150 triliun, meskipun kenyataannya bisa tembus hingga Rp200 triliun. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya bisa mengakses energi.

“Itu menunjukkan bahwa energi untuk sebagian masyarakat indonesia belum affordable. Belum mudah diakses, kita sudah ngomong ke sustainability of energy production, transmission, dan consumption. perlu diperhatikan juga sebelum loncat jauh,” jelasnya.

Budi yang juga sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina itu menambahkan, keterbatasan akses energi tidak dirasakan oleh Indonesia sendiri. Namun, berdasarkan data yang ditunjukan dirinya terdapat sebanyak 1,1 miliar orang di dunia yang juga tidak mendapatkan akses energi.

“Gimana mau ngomong energi bersih murah kalau tidak dapat akses. Dia (masyarakat) malah tidak bisa nyalain lampu, dia malah tidak bisa berikan kesempatan untuk anak-anak belajar lebih pintar. Kalau kepanasan tidak bisa dapat kipas angin, tidak bisa dapat handphone,” tandasnya.

Produksi Minyak RI

Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas menargetkan pada tahun 2030 produksi minyak Indonesia mencapai 1 juta barel per hari. Saat ini, produksi minyak Indonesia baru mencapai 750 ribu barel per hari.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto optimis target 1 juta barel per hari ini akan bisa dicapai pada 2030 mendatang, mengingat saat ini Indonesia memiliki 128 cekungan migas. Dari 128 cekungan tersebut baru ada 54 cekungan yang dieksplorasi. Sedangkan 74 cekungan migas lainnya hingga saat ini belum dieksplorasi.

Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah tantangan di antaranya dibutuhkan investor dengan kekuatan finansial yang besar.

“Tetapi memang tantangannya besar karena kita membutuhkan investor-investor yang mempunyai kekuatan finansial karena ini napasnya harus panjang,” ujar Dwi di Yogyakarta, Selasa (26/11).

“Oleh karena itu saat ini yang kita lakukan adalah kita bikin ekspektasi kapan kita bisa membangun produksi yang kuat, kembali ke 1 juta barrel oil per day ini kapan. Sekarang kita harus siapkan,” imbuh Dwi.

Dwi menerangkan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor gas. Terlebih saat ini proyek Blok Masela sudah mulai digarap sehingga potensi gas ini semakin besar.

“Gas kita punya potensi menjadi besar, yaitu sudah mulai proyek untuk Blok Masela. Blok Masela ini akan menambah produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) 9,5 juta ton per tahun dan gas pipa 150 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd),” ungkap Dwi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here