Saturday, 27 April 2024
HomeBeritaCdM Mengakui Indonesia Banyak Kecolongan di Renang dan Atletik SEA Games 2019

CdM Mengakui Indonesia Banyak Kecolongan di Renang dan Atletik SEA Games 2019

BOGORDAILY – Indonesia gagal mencapai target finis kedua di  2019. Chief de Mission (CdM) Indonesia Harry Warganegara mengakui Merah Putih banyak kecolongan di renang dan atletik.

2019 Filipina baru saja rampung dengan Indonesia menempati peringkat empat klasemen akhir. Usai sempat menduduki peringkat dua di pekan awal, Indonesia harus puas finis keempat dengan perolehan 72 medali emas, 84 perak, dan 111 perunggu.

Kontingen ‘Merah Putih' disalip Vietnam serta Thailand yang jumlah perolehan medali emasnya meningkat pada dua hari jelang penutupan. Vietnam dan Thailand mengemas 288 medali (98 emas, 85 perak, dan 105 perunggu) dan 318 medali (92 emas, 103 perak, dan 123 perunggu) berturut-turut.

Medali itu rata-rata diraih dari cabang renang. Vietnam mengantongi 10 medali emas dan menjadi juara umum atletik dengan torehan 16 emas. Thailand menyusul di peringkat dua dengan torehan 12 emas.

Sementara Filipina, sebagai tuan rumah, sukses menjadi juara umum dengan total 387 medali. Rinciannya, 149 emas, 117 perak, dan 121 perunggu.

“Evaluasi kami harus perkuat di olympic sport. Contoh seperti atletik dan renang. Kita banyak kecolongan disitu. Artinya, ke depan kami harus fokus ke sana apalagi ini mother of sport. Tinggal kalau dari ini kan ajangnya khusus junior-junior. Istilahnya tepat sasaran. Kalau dari hasil perolehan medali dan peringkat semua sudah sesuai target,” kata Harry di Stadion Atletik New Clark City, Clark, Rabu (11/12/2019).

“Persentasenya belum (ketahuan berapa) kami lagi breakdown. Tapi memang cabang-cabang Olimpiade yang ada di sini nomor-nomornya bukan Olimpiade. Jadi artinya kembali kami akan evaluasi. Modern Pentathlon Indonesia (MPI) juga bukan nomor olympic,” dia menjelaskan.

Tak hanya mengevaluasi cabor yang kecolongan, Harry juga, menilai dua cabang gulat dan tenis meja harus segera dibenahi. Keduanya tak diikutsertakan di karena kasus dualisme kepengurusan di Indonesia.

“Itu pekerjaan rumah buat kami ada gulat dan tenis meja apalagi itu olympic sport,” tambahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here