Wednesday, 24 April 2024
HomeBeritaLapor Ibu Bupati, Libur Sekolah tapi Bayaran Jalan Terus Nih. Warga Bogor...

Lapor Ibu Bupati, Libur Sekolah tapi Bayaran Jalan Terus Nih. Warga Bogor Ngeluh!

BOGORDAILY.net – Sudah sebulan lebih diberlakukan dengan istilah belajar di rumah. Tapi bukan tanpa keluhan.

Khususnya bagi para wali murid. Musababnya, bayaran sekolah masih berjalan normal, tanpa ada konvensasi atau pengurangan biaya di tengah wabah korona.

Para wali murid berharap ada konvensasi atau pengurangan biaya atau justru ditiadakan.

Salah satunya, keluhan datang wali murid yang merupakan warga Kampung Pasir Jambu, RT 05/03, Desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Eni.

Ibu yang berusia 42 tahun itu mengeluhkan Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP), yang masih diwajibkan untuk dibayar oleh pihak Sekolah Menengah Pertama (SPP) swasta di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor tersebut.

Eni yang merupakan ibu rumah tangga itu meminta kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, agar meringankan atau membebaskan biaya SPP anaknya yang sampai saat ini diwajibkan untuk membayar.

Apalagi, dirinya saat ini hidup hanya bersama tiga anaknya diantaranya, anak pertama sudah bekerja, dan dua anaknya yang lainnya masih bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMP.

“Saya minta kebijakan pemerintah, di masa yang sulit untuk mendapatkan uang ini masih diwajibkan membayar SPP sekolah. Tetap aja belajar dirumah tapi SPP harus bayar,” keluhnya kepada Bogordaily.net, ketika ditemui di kediamannya, Rabu (29/4/2020).

Menurutnya, belajar di rumah bagi dirinya menambah beban hidup keluarga, dengan masih diwajibkan membayar SPP dan biaya uang jajan semakin membengkak.

Bukan efektif belajar di rumah. Akan tetapi membuat anaknya berleha-leha dengan kesehariannya, belajar semaunya dan juga keseringan bermain game.

“Anak kan gak mau tahu orang tua punya uang atau tidak,” sambungnya.

Ia menjelaskan, belum ada satu guru pun yang datang ke rumahnya untuk memantau anaknya belajar selama belajar dirumah. Tugas-tugas juga lanjutnya, hanya diberikan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) dan panduan bulan Suci Ramadhan saja.

“Kata anak saya juga ini dikumpulkan tugasnya pas masuk, ini juga gak tahu masuk kapan, anak saya saat ini kelas delapan SMP, kami minta kepada pemerintah agar memberikan pembebasan bayaran SPP di masa susah ini,” tukasnya.

Hal senada juga diutarakan oleh salah satu orang tua siswa yang juga beralamat di Kampung Pasir Jambu, RT 05/03, Desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Dede Ayisah (34).

Dirinya mempertanyakan kepada pemerintah, mengenai pengelolaan dana BOS dalam situasi pandemi segera diterapkan untuk membebaskan biaya SPP anaknya yang saat ini bersekolah di SMP Swasta di Sukaraja kelas tujuh tersebut.

“Kan ada dana BOS, kenapa masih membebankan kepada orang tua. Masa-masa sulit cari uang hari ini tuh, rasanya cari uang Rp10 ribu juga susah, saya mohon agar ada kebijakan lagi, apalagi orang tauanya saat ini sudah gak kerja,” tukasnya. (Andi).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here