Wednesday, 8 May 2024
HomeBeritaPerintah Ma'ruf Amin Agar Tatanan Baru di Daerah Sesuai Rambu-rambu

Perintah Ma’ruf Amin Agar Tatanan Baru di Daerah Sesuai Rambu-rambu

BOGORDAILY – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan instruksi terbaru. Ma’ruf mengimbau pemerintah daerah harus memperhatikan rambu-rambu saat penerapan new normal demi mendorong pergerakan ekonomi.

Arahan itu disampaikan Ma’ruf saat menghadiri penganugerahan Kemendagri kepada daerah yang melakukan inovasi dalam tatanan normal baru yang disiarkan oleh kanal YouTube Kemendagri, Senin (22/6/2020).

Ma’ruf menegaskan pemerintah saat ini terus melakukan kajian untuk menerapkan tatanan kenormalan baru (new normal) yang produktif dan aman dari COVID-19.

Ma’ruf menyebut upaya itu dilakukan untuk mendorong pergerakan ekonomi. “Sebagai bagian dari transisi sambil ditemukannya vaksin dan obat. Saat ini pemerintah dengan sangat serius mengkaji penerapan tatanan baru (new normal),” ujar Ma’ruf.

“Upaya ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat menuju tatanan baru yang aman COVID-19 dan tetap produktif. Hal ini juga dilakukan untuk mendorong pergerakan ekonomi,” lanjutnya.

Ma’ruf menyebut prioritas pemerintah saat pendemi ini adalah keselamatan dan kesehatan warga. Sehingga berbagai upaya terus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona di Tanah Air.

“Pemerintah dalam mengatasi pandemi COVID-19, menempatkan kesehatan dan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama. Karena itu, upaya pertama yang dilakukan pemerintah adalah memutus penyebaran virus agar masyarakat tidak terinfeksi,” jelasnya.

Selain itu, Ma’ruf menegaskan pemerintah juga meningkatkan kapasitas pelayanan medis. Serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Upaya kedua, adalah meningkatkan kapasitas pelayanan medis agar mereka yang telah terpapar dapat ditangani dengan baik. Upaya ketiga, adalah membangun mekanisme untuk melacak masyarakat yang berpotensi terpapar melalui pelaksanaan tes COVID-19 secara masif, serta menerapkan protokol isolasi diri yang ketat. Upaya keempat, adalah menerapkan PSBB dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Lebih lanjut, Ma’ruf menyebut kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan telah berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. Sehingga perlu upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di saat pendemi virus Corona.

“Apapun kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat yang diambil berdampak terhadap kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal pertama sudah mengalami perlambatan, hanya tumbuh 2,97% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2019,” katanya.

“Selain upaya keras dalam mengendalikan penyebaran COVID-19, pada saat yang sama kita juga harus mampu menangani dampak ekonomi agar tidak terpuruk terlalu dalam dan bahkan dapat bangkit kembali,” imbuhnya.

Dengan demikian, Ma’ruf menyebut perlu adanya inovasi dalam menghadapi tatanan kenormalan baru. Ma’ruf berharap warga juga terhindar dari bahaya virus Corona dengan adanya inovasi tersebut.

“Mengapa inovasi menjadi penting? Karena tatanan kehidupan kita di segala bidang kegiatan akan berubah drastis. Seluruh bidang kegiatan ekonomi akan dilaksanakan dengan cara yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Untuk itu dibutuhkan inovasi dan kreativitas agar kegiatan ekonomi produktif tetap jalan tetapi aman COVID-19,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Ma’ruf meminta daerah yang menerapkan tatanan kenormalan baru atau new normal harus dipersiapkan dengan baik.

Ma’ruf juga mengingatkan agar persyaratan pelonggaran pembatasan yang dikeluarkan organisasi kesehatan dunia (WHO) diperhatikan.

“Daerah yang akan memulai aktivitas ekonomi dalam tatanan normal baru harus dipersiapkan dengan baik. Wilayahnya harus dipastikan kondusif selain kegiatan ekonominya harus dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Ma’ruf.

“Untuk itu, ada rambu-rambu yang dikeluarkan oleh WHO agar tatanan normal baru produktif aman COVID-19 dapat terwujud. Pertama, penularan virus sudah terkendali ditunjukkan dengan dengan rasio penyebaran Ro dalam satu wilayah berada di bawah 1 selama dua minggu berturut-turut,” jelasnya.

Ma’ruf menyebut ada beberapa rambu-rambu dari WHO yang perlu diperhatikan ketika menghadapi new normal. Seperti penyebaran virus Corona sudah bisa dikendalikan.

Pelayanan kesehatan yang baik;menurut Ma’ruf, juga perlu dipersiapkan untuk menangani kasus Corona. Pelacakan secara masif juga harus terus dilakukan.

“Prasyarat kedua adalah tersedianya layanan dan sistem kesehatan untuk menangani kasus COVID-19 baru. Prasyarat ketiga adalah kemampuan dalam melakukan pelacakan yang ditandai dengan kecukupan jumlah pelaksanaan testing,” kata dia.

Poin selanjutnya yang diingatkan Ma’ruf adalah perubahan perilaku masyarakat. Semua harus mematuhi protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker saat beraktivitas.

“Keempat, perubahan perilaku masyarakat yang tidak bisa ditawar dalam kondisi tatanan baru tersebut. Pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dalam setiap kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat termasuk kewajiban memakai masker, physical distancing, selalu mencuci tangan, dan perilaku hidup sehat menjadi syarat utama,” ungkapnya.

Dalam menghadapi tatanan kenormalan baru, Ma’ruf menyebut perlu adanya inovasi. Sehingga masyarakat bisa produktif namun tetap aman dari virus Corona.

“Sudah tentu, untuk menerapkan ini semua ke dalam kegiatan ekonomi membutuhkan inovasi dan terobosan agar tatanan normal baru produktif dan aman COVID-19 dapat terlaksana,” tutur Ma’ruf.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here