Wednesday, 1 May 2024
HomeBeritaMasyarakat Makin Abai dengan Protokol Kesehatan, Tim Ahli Covid-19 Memperingatkan Ini

Masyarakat Makin Abai dengan Protokol Kesehatan, Tim Ahli Covid-19 Memperingatkan Ini

BOGORDAILY – Sudah enam bulan sejak kasus positif Covid-19 pertama kali dikonfirmasi di Indonesia. Namun hingga saat ini kasus positif COVID-19 masih terus meningkat. Tercatat kasus positif COVID-19 hingga 2 September 2020 sebanyak 180.646 orang.

Meski kasus positif terus naik, Pemerintah sudah melonggarkan pembatasan sosial sehingga kini tempat-tempat publik sudah dibuka kembali dan masyarakat sudah bisa beraktivitas di luar rumah.

Balitbang Sumatra Utara, Dr dr Delyuzar M.Ked (PA),Sp,PA (K) mengatakan, tuntutan ekonomi dan pelonggaran pembatasan sosial mengakibatkan masyarakat semakin mengabaikan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah.

“Kebijakan yang berubah-ubah disertai tindakan tegas yang tidak konsisten membuat cafe dan tempat keramaian lainnya penuh sesak tanpa mengatur jarak fisik, serta tidak memakai masker menjadi gambaran yang umum dimana-mana,” ujar Delyuzar pada Rabu (2/9), dilansir dari ANTARA.

Daerah Hijau Kembali Merah

Berkaitan dengan hal ini, Delyuzar mengingatkan tentang bahaya COVID-19 yang kian mengancam dan tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat.

Ia menyebutkan, tidak menjadi prioritasnya urusan kesehatan dalam mencegah pandemi COVID-19 ini dibandingkan dengan tuntutan ekonomi membuat beberapa daerah yang hijau atau telah hijau kembali menjadi merah.

Ruang Isolasi Penuh dan Alat yang Tak Sebanding dengan Jumlah Pasien

Di sisi lain, belum adanya vaksin dan obat membuat angka kesakitan diperkirakan akan meningkat. Ditambah lagi, kini dengan makin bertambahnya jumlah pasien COVID-19, membuat banyak rumah sakit yang penuh. Alat yang dimiliki rumah sakit pun tak bisa memenuhi kebutuhan semua pasien COVID-19.

“Angka kematian akan beranjak naik karena Rumah Sakit (RS) sudah mulai penuh, ruang isolasi yang kurang, serta ICU dengan ventilator yang tidak seimbang atau tidak pernah cukup,” ucapnya.

Berkurangnya Dokter dan Tenaga Kesehatan karena Terpapar COVID-19

Delyuzar juga menjelaskan, jika di hulunya tidak cepat diantisipasi dan dihentikan, maka banjir pasien COVID-19 akan terus bertambah dan semakin melimpah sehingga tenaga kesehatan akan kelelahan dan angka terpapar semakin tinggi.

Pentingnya Tindakan Nyata untuk Perubahan Perilaku

Untuk itu, edukasi berbagai pihak termasuk oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan pendekatan budaya untuk perubahan prilaku harus dilaksanakan.

Tindakan pendisiplinan yang terukur memuat efek jera harus dilakukan secara konsisten.

Kasus COVID-19 di Sumut

Sebelumnya, jumlah pasien terkonfirmasi atau positif COVID-19 di Sumatra Utara pada Rabu 2 September 2020, kembali mengalami peningkatan sangat tajam dengan adanya penambahan 182 orang, sehingga total menjadi 7.124 orang

“Jumlah ini meningkat dari sebelumnya 6.942 orang menjadi 7.124 orang,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan, di Medan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here