Friday, 26 April 2024
HomeBeritaWilayah Pamijahan sudah Tiga Kali Diterjang Banjir Bandang

Wilayah Pamijahan sudah Tiga Kali Diterjang Banjir Bandang

BOGOR DAILY- di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan kembali terjadi.  yang ketiga kali ini dianggap paling parah karena mengakibatkan banyak kerusakan.  Tak hanya rumah warga, kolam ikan dan area persawahan pun habis disapu yang terjadi sore kemarin di Kampung Muara, RT 01 RW 01, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Menurut keterangan saksi, Hendra, ada tujuh rumah yang rusak serta satu pondok pesantren yang kondisinya parah saat air meluap.  Sebelumnya, serupa juga pernah terjadi pada 2003 dan 20017

ini paling parah yang saya saksikan, hingga 7 rumah dan 1 pondok rusak parah tidak bisa dihuni”, ucapnya

Berdasarkan penuturannya, sebelum smepat terjadi longsoran di Cianten dan menyebabkan tersendatnya aliran air Cianten sehingga bertemunya aliran air Nusakati dan Cianten dengan sama-sama besar sampai terjadinya luapan besar di muara aliran Nusakati dan Cianten yang meluber deras ke permukiman warga Muara.

“Awalnya longsor di Cianten, jadi tersendat hingga datang aliran besar dari aliran Cianten bertemu dengan aliran Nusakati hingga meluap besar ke permukiman warga”, ujarnya.

Ia mengeluh dengan kerugian yang ia rasakan karena kolam ikannya ludes tergerus sebanyak kurang lebih 15 ton.”Banyak kolam-kolam ikan disini, saya sendiri ikan yang siap panen habis 15 ton lah kira-kira” ucapnya memelas

Selain kerugian itu, ia juga menyayangkan Pondok pesantren nya yang rusak oleh derasnya air. “Pondok buat tidur santri saya bersama majelisnya pun ikut rusak lumayan, tidak bisa dihuni”, ucapnya.

Memotong omongan Hendri, Mantan RW, Hidayat, pun ikut menyesali kerena usulan dia yang belum juga direalisasikan oleh Pemdes untuk pembuatan tanggul saat Musrenbang tingkat Desa.

“Saya padahal sudah usulkan sejak saya jadi RW untuk membuat tanggul penjaga supaya bisa terhalang hal-hal yang seperti ini, bukan hanya iya-iya saja” ucapnya, kesal.

Meneruskan ucapannya, dia menjelaskan bahwa usulan untuk pembuatan tanggul penghalang itu sudah sedari dulu diusulkan, namun Pemdes hingga saat ini masih saja belum bisa merealisasikan.

“Sudah dari dulu saya minta buat tanggul, sampai saya sudah diganti jadi RW masih saja tidak dibuatkan”, Ia meneruskan.

Ari, salah satu pemilik rumah yang hancur parah berharap pemerintah sigap akan hal ini dan iapun mengharapkan bantuannya tersalurkan kepada orang yang tepat, yang terdampak bencana ini.

“Saya harap kalo ada bantuan tersalurkan kepada yang benar-benar terdampak dan rusak parah, jangan seperti tahun 2003, yang rusak siapa yang dapat bantuan siapa” ucapnya.

Sekertaris Desa Cibunian, Hafidz, membeberkan tingginya banjir yang terjadi di Muara, Desa Cibunian, sekitar 1 meter lebih. “Yaa sekitar satu meter lebih tingginya tadi” ucapnya.

Hafidz pun melaporkan data assessment yang diterima Pemdes hingga dini hari (22/09) ialah 13 terdampak 7 diantaranya rusak parah.

” Total keseluruhan yang kami dapatkan hingga malam ini sekitar 13 rumah dan 7 di antaranya rusak parah oleh ini” ia meneruskan.

Ia meneruskan kerugian warga yang rata-rata warganya petani dan peternak ikan diperkirakan 20 kolam yang ikannya hanyut terbawa air dan kurang lebih 1 hektar lahan garapan tani yang rusak oleh bencana ini, baik yang baru menanam hingga yang siap panen.

Pemerintah Desa Cibunian belum memberikan bantuan secara secara materi karena menunggu hasil yang pasti agar bantuannya tersalurkan kepada orang yang benar-benar terdampak oleh ini. “Kalau secara materil belum melakukan bantuan apapun, karena kita menjaga agar tidak salah sasaran antara yang terdampak dan yang tidak, namun kami ” ujarnya.
(egi)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here