Tuesday, 7 May 2024
HomeBeritaKasus Positif Covid-19 di Jabar Terus Merangkak

Kasus Positif Covid-19 di Jabar Terus Merangkak

BOGOR DAILY- DKI Jakarta dan Jawa Barat menunjukkan peningkatan kasus aktif dalam beberapa pekan terakhir, terutama banyaknya karena penambahan pasien baru per harinya. Dengan rata-rata penambahan Covid-19 1.000 orang per hari, Jakarta mencatat kasus aktif hingga Rabu (07/10/2020) mencapai 13.157 orang.

Sementara Jawa Barat mencatatkan kasus aktif hampir 9.500 orang. Tingginya kasus aktif di Jawa Barat disebabkan oleh kluster industri yang muncul belakangan ini.

Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 4.538 orang pada Rabu (07/10/2020), sehingga total kasus baru virus corona di Indonesia mencapai 311.176 orang.

Provinsi dengan angka penambahan tertinggi yakni DKI Jakarta kembali bertambah 1.211 orang. Pertambahan kasus baru tersebut membuat akumulasi kasus melebihi 80.000 orang atau tepatnya 82.190 orang. Pada hari yang sama, Ibu Kota mencatat 986 pasien sembuh sehingga totalnya menjadi 67.216 orang. Sementara itu kasus kematian bertambah 15 orang sehingga totalnya 1.817 orang.

Kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta saat ini juga merupakan yang tertinggi dari seluruh provinsi. Padahal, DKI Jakarta merupakan provinsi yang menerapkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) ketat sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19.

Secara nasional ada sebanyak 3.854 pasien yang sembuh, sehingga totalnya ada 240.291 pasien yang telah sembuh dari corona. Sementara kasus meninggal bertambah 98 orang, sehingga tembus 11.472 orang. Saat ini Covid-19 telah berdampak pada 498 kabupaten kota dari 34 provinsi, dan ada 142.213 orang suspek hari ini.

Untuk menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginstruksikan peningkatan kapasitas perawatan bagi pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Rujukan. Peningkatan fasilitas ini tertuang pada Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 55/2020.

Beberapa RSUD diminta menyelenggarakan pelayanan pasien Covid-19, dan pelayanan rujukan pasien dan spesimen sesuai standar. Beberapa RSUD tersebut yakni RSUD Pasar Minggu RSUD Tanah Abang, RSUD Cempaka Putih, RSUD Sawah Besar, RSUD Tugu Koja, RSUD Pademangan, RSUD Kalideres, RSUD Kebayoran Baru, RSUD Kebayoran Lama, RSUD Jatipadang, RSUD Kramat Jati dan RSUD Ciracas.

Instruksi ini juga berlaku bagi RS Rujukan Covid-19 yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kapasitas perawatan pasien Covid-19 hingga 50% dari kapasitas total yang tersedia. Melaporkan pelaporan pemeriksaan laboratorium PCR melalui New All Record (NAR) atau Sistem Informasi Terpadu (SITT) untuk pemeriksaan menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM).

Provinsi kedua dengan penambahan tertinggi yakni Jawa Barat dengan penambahan 752 orang, sehingga total kasus mencapai 25.662 orang. Kenaikan kasus di Jabar juga terjadi pada sepekan terakhir dan diperkirakan karena banyak terbentuk kluster industri yang mempengaruhi peningkatan signifikan.

Sementara itu ada 513 orang pasien yang sembuh dari Covid-19 sehingga totalnya 15.641 orang, dan ada penambahan 13 kasus meninggal sehingga totalnya 524 orang. Saat ini kasus aktif di Jawa Barat mencapai hampir mencapai 9.500 orang, atau tepatnya 9.497 orang. Kasus aktif merupakan kasus yang membutuhkan perawatan baik di fasilitas kesehatan maupun isolasi mandiri.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan untuk penanganan Covid-19 di Jawa Barat dibagi dalam tiga skema sesuai dengan kondisi geografis. Pertama Bodebek (Bogor, Depok, dan Bekasi), yang harus melakukan banyak sinkronisasi karena berbatasan dengan Banten dan Jakarta. Kedua, kawasan Bandung dan sekitarnya. Ketiga, Kabupaten dan Kota di luar Bodebek dan Bandung.

“Hampir 60-70% penyumbang Covid-19 harian dari Bodebek, atensi kepada daerah tersebut ditingkatkan semata-mata karena wilayah yang jumlahnya hanya lima ini bisa menyumbangkan hampir 70%,” kata Ridwan Kamil kepada CNBC Indonesia (07/10/2020).

Jumlah tes secara akumulatif paling banyak setelah Jakarta. Namun menurut dia sulit untuk mengimbangi Jakarta yang memiliki fasilitas pemerintah pusat, dan pihaknya pun terus melakukan perbaikan.

“Kami fokus pada fasilitas rumah sakit, karena memang dari 300-an rumah sakit, 11 yang paling sibuk dan 9 diantaranya ada di Bodebek. Kembali statistik mengatakan saya harus fokus di Bodebek,” kata Ridwan Kamil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here