Friday, 29 March 2024
HomeBeritaHabib Rizieq : Tidak Ada Jihad Angkat Senjata, Selama Tidak Ada Pembantaian

Habib Rizieq : Tidak Ada Jihad Angkat Senjata, Selama Tidak Ada Pembantaian

BOGOR DAILY – kembali berorasi saat PA 212 menggelar Reuni 212 pada hari Rabu (2/12/2020), secara virtual dengan tajuk ‘Revolusi Akhlak, Solusi Indonesia yang Bermartabat.

Dalam Reuni 212 tersebut, Rizieq Shihab mengulas mengenai kalimat jihad yang kerap dikaitkan dengan ISIS, terorisme, pemenggalan kepala, atau perbuatan yang mengerikan.

Rizieq mengakui bahwa dalam terminologinya, jihad memang bermakna perang. Tapi, ada syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan jihad berdarah-darah atau hingga titik darah penghabisan.

Contohnya, seperti saat Belanda menjajah Indonesia, para ulama menyuarakan jihad. Kala itu, yang melakukan jihad adalah Teuku Umar, Pangeran Diponegoro, hingga Tuanku Imam Bonjol.

Pada saat itu memang harus jihad, harus berdarah-darah demi kemerdekaan. Begitu pula setelah Indonesia merdeka dan Belanda ingin menjajah kembali, para ulama kembali menyuarakan jihad besar-besaran untuk mengusir penjajah.

“Terjadi gerakan jihad yang luar biasa mengusir penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Rizieq.

Dalam hal ini jihad menjadi wajib. Tapi, sekarang ini karena Indonesia sudah damai, maka yang disuarakan adalah darul dakwah atau darul hisbah, bukan darul jihad.

“Kan tidak ada genosida. Apa pemerintah kita melakukan genosida terhadap rakyat Indonesia? Kan enggak. Selama tidak ada pembantaian terhadap umat Islam, tidak ada pembunuhan terhadap ulama dan kyai, kita tidak bicara soal perang angkat senjata. itu semua fitnah,” ujar Rizieq Shihab.

Rizieq Shihab menambahkan bahwa saat ini jihad yang paling afdhol adalah menyampaikan kalimat yang haq (benar) kepada penguasa yang zalim.

“Siapa yang menyampaikan kalimat haq, kalimat benar, depan kezaliman penguasa itu jihad yang paling afdhol. Itu jihad yang wajib dilakukan oleh para ulama, khususnya habib dan kyai,” tuturnya.

Karena itu, dia meminta agar terbiasa hidup saling menerima kritik dan menasehati. Sekali lagi dia meminta semua pihak stop segala kegaduhan dan membuka pintu dialog untuk berdiskusi.

“Stop kegaduhan, stop ketidakadilan, stop kezaliman,” pungkas Rizieq Shihab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here