BOGOR DAILY- Wakil Wali Kota Bogor mengatakan, Kota Bogor saat ini masuk pada masa krisis tenaga kesehatan. Hal ini, kata Dedie, mengingat belum tersedianya tenaga kesehatan yang akan ditempatkan di rumah sakit lapangan.
“Dengan adanya penambahan rumah sakit lapangan, dengan fasilitas 72 bed (tempat tidur pasien), membutuhkan tenaga kesehatan itu sekitar 40an, ini yang coba kita (adakan) rekrutmen. Cuma kan, responnya slow kan, sangat lambat. Karena apa, rupanya si tenaga kesehatan khususnya perawat itu sudah diambil oleh rumah sakit-rumah sakit lain. Jadi kalau kita mau bahasakan, saat ini adalah masa di mana kita krisis tenaga kesehatan,” kata Dedie, Selasa (5/1/2021).
Tidak hanya tenaga kesehatan, lanjut Dedie, Kota Bogor juga saat ini sulit mendapatkan dokter spesialis yang juga akan ditempatkan di rumah sakit lapangan.
“Termasuk krisis dokter. Contohnya di GOR, yang akan dijadikan rumah sakit lapangan, kita membutuhkan dokter spesialis, itu pun sulit karena sudah tarik-tarikan dengan rumah sakit lain,” beber Dedie.
Rumah sakit lapangan merupakan rumah sakit yang akan dibangun Pemkot Bogor untuk penanganan pasien positif COVID-19. Saat ini, Pemkot Bogor mempersiapkan wisma atlit di GOR Pajajaran dengan kapasitas 72 bed untuk pasien COVID-19.
Dedie melanjutkan, pihaknya mencoba melakukan rekrutmen terbuka untuk tenaga kesehatan. Namun sampai saat ini, responnya masih lambat.
Dedie bahkan menyebut, pihaknya sudah berkomunikasi dengan TNI dan Polri untuk kesediaan nakes. Namun menurutnya, pihaknya belum mendapat hasil maksimal.
“Nah ini, jadi gini kita sudah bicara dengan dokkes Polri, kita sudah bicara dengan Yonkes TNI, kita sudah bicara dengan rumah sakit di Lanud Atang Sanjaya, tetapi kondisinya sama. Saat ini memang sulit mendapatkan tenaga kesehatan tambahan,” sebut Dedie.
“Idealnya kalau untuk yang tambahan kan kita berbanding lurus dengan jumlah bed, tambahan ini kita membutuhkan 40, idealnya sih lebih dari itu. Tetapi kita cari 40 saja kan susah,” tambahnya.