Friday, 26 April 2024
HomeBeritaTes PCR Bukan Penentu Kesembuhan Pasien Covid-19

Tes PCR Bukan Penentu Kesembuhan Pasien Covid-19

Bogordaily.net – Seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19, boleh jadi akan mengalami hal yang serupa untuk kedua kalinya.

Hal tersebut berkaitan dengan dilakukannya tes dalam menentukan kesembuhan terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19.

Dalam hal ini, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Broto Asmoro angkat suara dan menjelaskan bahwa pasien yang sembuh dari Covid-19 akan bisa tetap mendapat hasil tes positif.

“Tes ulang bukan penentu kesembuhan bagi pasien bergejala ringan. Ia akan bisa mendapatkan hasil test PCR positif,” jelasnya dalam Live Instagram Radio Kesehatan dengan tajuk Tata Cara Isolasi Mandiri yang Tepat.

Ia pun mengungkapkan bahwa dalam kondisi kini, pasien Covid-19 yang sembuh usai menjalani isolasi mandiri tidak perlu mengikuti tes PCR lagi.

“Tidak perlu PCR ulang untuk menyatakan pasien tersebut sudah sembuh atau belum,” ujar .

Sebelumnya, diketahui adanya pernyataan bahwa di masa awal pandemi Covid-19 pasien dianjurkan melakukan tes PCR ulang saat sudah melakukan dan mengakhiri masa isolasi mandiri.

Menanggapi hal tersebut, justru menyebut tes PCR ternyata tidak bisa membedakan antara virus aktif yang sedang menginfeksi tubuh dengan virus mati atau partikel sisa Covid-19.

“Makanya, tidak lagi digunakan PCR sebagai penentu kesembuhan, tapi PCR digunakan sebagai penentu diagnosis konfirmasi penyakit,” kata .

Sementara itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Kementerian Kesehatan Amerika Serikat telah meneliti bahwa para pasien Covid-19 dengan gejala ringan ini cukup melakukan isolasi selama minimal 10 hari.

“Dalam panduan Kementerian Kesehatan, isolasi mandiri dilakukan minimal selama 10 hari, ditambah tiga hari,” ujar .

Ia menambahkan, CDC tidak merekomendasikan tes PCR ulang bagi pasien dengan gejala Covid-19 yang ringan atau sangat ringan. Pasien bergejala ringan inilah yang biasanya menjalani isolasi mandiri.

“Tidak perlu PCR ulang untuk menyatakan sembuh, tapi yang menyatakan treatment-nya selesai tidak bisa dari diri sendiri, melainkan keputusan faskes atau tenaga medis yang merawat,” jelas .

Apalagi, saat ini marak istilah Long Covid atau gejala penyakit Corona yang tersisa setelah sembuh.

Tak jarang, pasien Covid-19 yang sudah sembuh merasakan kondisi yang lebih tidak nyaman di tubuhnya saat merasakan Long Covid daripada saat masih positif Covid-19.

Maka dari itu, perlunya berhati-hati karena kondisi setiap orang yang terinfeksi bisa berbeda-beda.

Akan tetapi, mengatakan, pasien dengan gejala penyakit berat tetap perlu melakukan tes PCR ulang pada akhir masa isolasi untuk memastikan kesehatannya.

“Tes RT-PCR untuk mendeteksi SARS-CoV-2 RNA untuk memutuskan penghentian isolasi dipertimbangkan bagi orang yang imbuh tubuhnya melemah,” dikutip dari website resmi CDC.

Maka dari itu, untuk pasien lain yang tidak mengalami gejala penyakit berat atau imun tubuhnya melemah. strategi berbasis tes tidak direkomendasikan untuk dilakukan secara ulang.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here