Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaIsoman, Ini Vitamin dan Obat Pereda Gejala Ringan Covid-19

Isoman, Ini Vitamin dan Obat Pereda Gejala Ringan Covid-19

Bogordaily.net – Wakil Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Heidy Agustin mengatakan bahwa mayoritas gejala Covid-19 yang dialami masyarakat di Indonesia sekitar 73 persen adalah sesak napas.

Sementara itu, untuk gejala demam yang dialami setidaknya sekitar 32 persen saja.

“Orang tanpa gejala sekitar empat persen, sedangkan tanpa demam ada di angka 23 persen,” ujar Heidy dalam diskusi daring yang diadakan PDPI, Jumat (2 Juli 2021).

Heidy menjelaskan bahwa ada beberapa tingkatan gejala Covid-19 yang dialami, yakni mulai dari tanpa gejala, ringan, sedang, berat, hingga kritis.

Pedoman terkait tatalaksana Covid-19 inj, salah satunya bisa diakses di laman papdi.or.id.

Lima organisasi perhimpuan dokter spesialis di Indonesia sudah menyusun beberapa saran dan imbauan agar orang tanpa gejala (OTG) bisa memutus rantai penyebaran Covid-19.

Menurut Heidy, pasien terkonfirmasi Covid-19 derajat ringan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah atau fasilitas pemerintah selama maksimal 10 hari.

Isolasi di fasilitas publik dilakukan apabila kondisi di rumah tidak memungkinkan, dengan berbagai alasan.

Namun demikian, isolasi mandiri di rumah atau di fasilitas pemerintah tetap akan dipantau oleh petugas fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) selama melakukan isolasi hingga setelah masa isolasi.

“Untuk farmakologi, pasien bisa mengonsumsi C dengan pilihan antara non-acidic 3-4x500mg selama 14 hari, tablet hisap C 2x500mg selama 30 hari, atau multivitamin dengan kandungan C satu sampai dua tablet per hari selama 30 hari,” ungkap Heidy.

Selain itu, orang positif Covid-19 gejala ringan dianjurkan mengonsumsi B, E, serta Zinc. Heidy juga menyarankan juga untuk mengasup D.

Khusus untuk gejala ringan, suplemen D direkomendasikan dosisnya 400-1000 IU/hari.

Persediaan vitaminnya bisa berupa tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, atau juga sirup.

Untuk obatnya, menurut Heidy, dokter bisa meresepkan Azitromisin 1×500 mg selama lima hari jika diperlukan.

Kemudian, antivirus Oseltamivir (Tamiflu) 2×75 mg (5-7 hari) dan Favipiravir (Avigan) 2×600 mg (5 hari) diberikan terutama bila diduga ada infeksi influenza.

“Selanjutnya dapat diberikan terapi simtomatik, pengobatan komorbid dan suportif lainnya,” jelas dia.

Sedangkan untuk monitoring keadaan kritis, mulai dari gagal napas atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), PDPI menyarankan penggunaan ventilator mekanik yang bisa didapat di fasilitas kesehatan.

“Untuk alternatif jika tidak ada, posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone position). Jika belum berhasil juga, akan diinisiasi dengan pemberian ventilator, sesuai kebutuhan pasien,” ujarnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here