Saturday, 18 May 2024
HomeNasionalSelama Dua Hari, Halmahera Utara Telah Diguncang Gempa 61 Kali

Selama Dua Hari, Halmahera Utara Telah Diguncang Gempa 61 Kali

Bogordaily.net – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau memonitoring aktivitas gempa di , Provinsi sudah terjadi lebih dari 61 kali sejak 8-10 Januari 2022 dalam berbagai magnitudo dan kedalaman.

“Jika melihat pola aktivitasnya, gempa ini dapat mengarah kepada aktivitas swarm,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami , Daryono dikutip dari suaracom, Senin 10 Januari 2022.

Gempa swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil, dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi, berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.

Dalam dua hari terakhir tercatat terjadi empat kali gempa signifikan di , yaitu pada Sabtu 8 Januari 2022 dengan magnitudo 5,1, pada Minggu 9 Januari 2022 magnitudo 4,5 dan Senin 10 Januari 2022 terjadi dua kali dengan magnitudo 5,2 pukul 4:27 WIB dan magnitudo 5,4 pada pukul 4:59 WIB.

Gempa paling kuat yang terjadi pada Senin pagi memiliki magnitudo 5,4 dengan episenter terletak pada koordinat 1,52 derajat Lintang Utara (LU)– 127,86 derajat Bujur Timur (BT), tepatnya di darat dengan kedalaman 10 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dugaan sementara gempa magnitudo 5,4 merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip-fault).

Dampak guncangan gempa ini dirasakan kuat di Kao, Tobelo Barat dan Tobelo dalam skala intensitas IV MMI. Sedangkan di Sofifi dan Galela dalam skala intensitas III-IV MMI, dan di Ternate, Wasile dan Halmahera dalam skala intensitas Timur III MMI.

Rentetan gempa yang terjadi dilaporkan menyebabkan terjadinya kerusakan pada beberapa bangunan rumah warga Desa Soa Maetek, Kecamatan Kao Barat, Kabupaten .

Wilayah merupakan daerah rawan gempa. Catatan sejarah gempa kuat yang pernah terjadi di wilayah terdekat pusat gempa ini adalah peristiwa gempa merusak di pada 14 Oktober 1944 dengan magnitudo 6,6 pada kedalaman 15 km. Gempa kerak dangkal ini memicu kerusakan hingga skala intensitas VII MMI.

“Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan tidak menempati bangunan yang sudah rusak atau rusak sebagian diakibatkan oleh gempa, karena, jika terjadi gempa susulan signifikan dikhawatirkan rumah tersebut dapat roboh,” katanya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here