Bogordaily.net– Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe baru saja ditunjuk sebagai Plt Presiden menggantikan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang kabur. Namun, warga Sri Lanka menolak penunjukkan tersebut dan mendesak Plt Presiden Ranil Wickremesinghe mundur. Mereka pun melakukan aksi unjuk rasa hingga tak terkendali.
Ribuan massa mengepung kantor Ranil Wickremesinghe. Menurut laporan wartawan AFP di lokasi Polisi bahkan sampai harus menembakkan gas air mata guna meredam amukan massa di depan kantor Ranil.
Sebelumnya, Wickremesinghe ditunjuk sebagai Plt Presiden sesuai dengan Konstitusi negara itu setelah Rajapaksa kabur. Unjuk rasa ini berlangsung beberapa jam setelah Angkatan Udara Sri Lanka mengonfirmasi bahwa Rajapaksa telah kabur ke Maladewa menggunakan pesawat militer.
Sebagaimana dilansir CNN Indonesia, Rajapaksa kabur ke luar negeri demi menghindari amukan massa dan kemungkinan ditangkap setelah membuat kacau negara. Presiden 73 tahun itu juga kabur ke Maladewa beberapa jam sebelum dirinya dijadwalkan mengundurkan diri.
Kemudian Wickremesinghe menjadi penjabat presiden Sri Lanka lantaran Rajapaksa kabur ke luar negeri. Ia juga telah mendeklarasikan status darurat nasional dan menetapkan jam malam.
“Perdana menteri sebagai penjabat presiden telah mengumumkan keadaan darurat (di seluruh negeri) dan memberlakukan jam malam di provinsi barat,” kata sekretaris media Wickremesinghe, Dinouk Colombage, kepada Reuters.
Ia juga menetapkan jam malam akan segera berlaku setelah status darurat diumumkan. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu upaya mengembalikan ketertiban.
Sejak akhir pekan lalu, ribuan massa turun ke jalan memaksa Rajapaksa dan Wickremesinghe mundur segera dari pemerintah.
Ribuan massa sempat menggeruduk rumah presiden hingga membakar rumah Wickremesinghe.
Sejauh ini, parlemen menuturkan akan menggelar pemilu dalam waktu dekat setelah Rajapaksa resmi mengundurkan diri.***