Friday, 19 April 2024
HomeBeritaSosok Syahputra Wibowo, Doktor Muda Berusia 26 Tahun

Sosok Syahputra Wibowo, Doktor Muda Berusia 26 Tahun

Bogordaily.net – Syahputra Wibowo merupakan mahasiswa program doktor jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di (UB) yang telah menjadi di usia 26 tahun.

Laki-laki dengan sapaan Putra ini adalah salah seorang penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul () dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dikutip dari Detik, Putra dulunya merupakan mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2013. Dia rampung gelar sarjana hanya dalam 3,5 tahun.

Alasan mengapa di usia yang cukup muda ini Putra sudah bisa lulus jenjang doktor adalah, dia berhasil mengenyam S2 selama satu tahun dan S3 tiga tahun melalui beasiswa tersebut.

adalah beasiswa magister menuju doktoral untuk sarjana unggul, jadi saya menyelesaikan program S2 satu tahun dan S3 tiga tahun”, ucapnya dikutip dari laman kampus.

Saat menempuh jenjang doktoral di UB, Putra meneliti penggunaan senyawa bioinorganik astaxanthin yang dikomplekskan dengan ion logam transisi Cu2+ dan Zn2+ untuk menjaga kestabilan albumin terglikasi pada pasien diabetes melitus.

“Protein ini merupakan marker pada penderita diabetes melitus sehingga proses transporter maupun scavenger dari protein albumin yang merupakan protein paling banyak dalam darah dapat berjalan seperti orang normal pada umumnya”, terangnya.

Selain memperoleh beasiswa , Putra juga menerima beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional untuk mahasiswa S3 agar meraih pengakuan internasional.

Melalui program tersebut, dia melakukan penelitian kolaboratif atau joint research dengan sejumlah universitas di luar negeri, salah satunya adalah kampus tertua di Eropa.

“Host university di Italia yang menjadi wadah research saya adalah Universita degli Studi di Siena, di bawah bimbingan Prof. Rebecca Pogni, Ph.D., Jessica Costa, Ph.D., dan Maria Camilla Baratto, Ph.D.,” ujar Putra.

“Universitas tersebut merupakan salah satu universitas tertua di Eropa di mana dibangun pada tahun 1240 dan telah melahirkan berbagai tokoh hebat dunia,” lanjutnya.

Selain melakukan penelitian di kampus Italia, dia juga menjalani riset co-kolaborasi dengan Hiroshima University di bawah arahan Prof. Koichi Matsuo.

Hasil joint research yang dilakoni UB itu sudah dipublikasikan di jurnal Q1 Scopus dengan H-Index 195 dan Impact Factor 5.925.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here