Monday, 20 May 2024
HomeOpiniOPINI: Menanti Pembangunan Jembatan Otista

OPINI: Menanti Pembangunan Jembatan Otista

Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) atau Otista mulai ditutup sejak 1 Mei sampai 8 Desember 2023 selama 7 bulan oleh Pemerintah Kota Bogor.

Penutupan dengan durasi lama ini merupakan upaya agar revitalisasi berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

Pada Sabtu (6/5/2023), pembongkaran telah dimulai dua unit excavator drill atau alat berat pemecah struktur mulai membobok lapisan aspal atas yang cukup tebal.

Merujuk dari laman jembatanotista.kotabogor.go.id, terdapat sejumlah tahapan pengerjaan, mulai dari persiapan dan sterilisasi, loading alat berat, pembongkaran struktur jembatan, pelebaran dan pemanjangan ulang bidang jembatan sampai proses finishing.

“Berdasarkan kajian maka tidak ada pilihan lain kecuali melebarkan jembatan ini untuk melancarkan arus lalu lintas dan penting untuk warga Bogor menyesuaikan selama jalan Otista ditutup maka akan ada pengalihan arus lalu lintas,” kata Bima. (merdeka.com 06/05/2023)

memiliki bentuk yang menyempit di bagian tengah atau bottleneck.

Ini menyebabkan kendaraan yang bertumpuk akan kesulitan untuk melaju sehingga ikut tertahan maka lokasi ini menjadi salah satu sumber kemacetan yang mengular sampai kawasan Tugu Kujang.

Pembangunan dan rekayasa lalulintas

“Tahun 1920 dibangun dengan nama Jembatan Treug Weg. Nama ini diambil dari Treug Weg yang juga sebagai ahli botani saat itu, sebagai penghubung jalan kencana dan Jalan pajajaran,” kata Taufik Hasunna sebagai Ahli Cagar Budaya dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bogor yang juga menjadi bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (TribunnewsBogor.com, Sabtu 6/5/2023).

Perkembangan terus melesat sampai akhirnya direvitalisasi pada tahun 1977 dan dilakukan perawatan sampai dengan pembangunan 2023, dengan nilai anggaran pembangunan jembatan itu mencapai Rp 49 miliar, dan didapat dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Selama proses revitalisasi dan penutupan lalu lintas di , setidaknya terdapat 8 jalur alternatif yang bisa dipilih untuk dilalui.

Pertama, kendaraan yang melaju dari Simpang Tugu Kujang atau arah barat, akan diluruskan melalui Simpang Lippo Plaza Kebun Raya, dan diberlakukan menjadi dua arah. Lalu, kawasan Jalan Malabar juga diberlakukan menjadi uda arah.

Lalu dari situ juga bisa diluruskan menuju arah Warung Jambu. Kemudian untuk mendistribusikan dari Jalan Suryakencana dan Ir Haji Juanda.

Kendaraan dari arah Baranangsiang bisa belok kiri, melalui Simpang Bundaran Ekalokasari, Jalan Lawang Gintung, Jalan Batu Tulis, dan Jalan NV Sidik.

Kendaraan dari Jalan NV Sidik, dapat belok kiri menuju Jalan Siliwangi, lanjut ke Jalan Suryakencana yang satu arah.

Dari rute NV Sidik juga bisa belok ke kanan menuju Jalan Padjajaran melalui Sukasari 1.

Kendaraan dari Jalan Siliwangi di Simpang Gang Aut, Suryakencana dapat belok ke kiri untuk menuju Warung Doyong dan Jalan Pahlawan.

Lalu Jalan Roda akan diberlakukan satu arah, dengan pengaturan masuk dari Jalan Otto Iskandardinata, keluar belok kanan ke Jalan Suryakencana.

Sedangkan dari arah tersebut bisa belok menuju jalan Ir Haji Juanda, Empang atau menuju area relokasi parkir di Jalan Otto Iskandardinata.

Perencanaan pemerintah Kota Bogor
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan jalur trem akan tetap masuk ke dalam konsep pembangunan.

“Yang jelas kita sudah siapkan dengan beban trem. Itu sudah kita masukan kedalam item kegiatan,” kata Rena (TribunnewsBogor.com 19/04/2023),

Sedangkan untuk panjang dan lebar, konsep pembangunan ini sudah matang Dua sayap jembatan akan dilebarkan dan lajur kendaraan akan bertambah yang tadinya dua jalur menjadi empat jalur
Perubahan lebar jembatan dari 13 meter eksisting dengan 2 jalur.

“Kedepannya dibangun 22 meter menjadi 4 lajur. Panjangnya 35 meter bertambah 50 meter. Kiri kanan berubah. Dari yang dua jalur untuk mobil, kemudian ada empat jalur untuk mobil, dengan persiapan matang” tambahnya.
“Sudah kita sudah siapkan. Mulai dari utilitas PDAM serta PLN. Sudah tercover semua,” tambahnya.

Dampak dan harapan

Pembangunan berdampak terhadap kegiatan masyarakat yang memang menggunakan jembatan tersebut untuk melintasa menuju jalan padjajaran atau jalan suryakencana dan jalan juanda.

Dengan pengalihan rekayasa lalulintas maka jarak tempuh yang sebelumnya dekat menjadi lebih jauh dan berputar dari sebelumnya dengan penambahan penggunaan sumber energy lebih banyak.

Tentu yang dilihat bukan saat ini tetapi kemudahan setelah selesai dibangun, tetap saja masih terdapat warga masyarakat yang belum siap untuk perubahan rute tersebut.

Warga Bogor tentu berharap agar pembangunan bisa terlaksana dengan baik, tepat waktu dan sesuai mutu/kwalitas yang diharapkan bersama sehingga dapat digunakan sampai waktu yang panjang untuk generasi berikutnya
Pembangunan yang diawasi oleh berbagai stakeholder (Pemkot Bogor, DPRD Kota Bogor, Para pemerhati kota, akademisi dan masyarakat) diharapkan menjadi lecutan untuk para pihak yang bersinggungan dengan pembangunan untuk disiplin dan tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya sehingga penantian panjang dari solusi kemacetan menjadi senyum bagi warga bogor.***

Ditulis oleh:
Abdul Mubarok
Akademisi/Pecinta Kota Bogor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here