Monday, 6 May 2024
HomeEkonomiMenKopUKM Teten Masduki: UMKM dan Startup RI Bisa Belajar dari Korsel

MenKopUKM Teten Masduki: UMKM dan Startup RI Bisa Belajar dari Korsel

Bogordaily.net  Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melakukan kunjungan kerja ke Seoul, Korea Selatan (Korsel). Teten Masduki menyebut para pelaku UMKM dan di Indonesia bisa belajar dari kesuksesan Korea Selatan (Korsel).

Fenomena Korean Wave di Korsel bisa menjadi tolak ukur dalam hal pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Kunjungan MenKopUKM di Korsel dilakukan belum lama ini, untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri UKM dan Startups (MSS) Korea Selatan Hong Jong-hak. Sekaligus hadir dalam acara perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia.

Menteri Teten mengatakan Korea Selatan merupakan negara yang menjadi tolok ukur dalam mengembangkan UMKM dan . Hal ini terlihat dari ekosistem yang sudah sangat berkembang di Korea Selatan.

Apresiasi Pemerintah Korea Selatan

Indonesia kata Menteri Teten bisa belajar banyak dari Korea Selatan karena Indonesia merupakan negara ranking 6 dengan terbanyak di dunia.

“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah Korea Selatan yang telah menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan Indonesia. Kerja sama ini sangat berguna dan akan kami lanjutkan ke depannya,” kata Menteri Teten dalam siaran pers yang diterima Bogordaily.net, Senin, 29 Mei 2023.

Selain melakukan pertemuan dengan Menteri MSS Korea, Menteri Teten juga berkunjung ke beberapa inkubator yang tersebar di Kota Seoul. Salah satu yang dikunjungi adalah TIPS Town, lembaga inkubator. Lembaga ini diinisiasi oleh Pemerintah Korea Selatan yang berperan dalam memfasilitasi dalam mendapatkan investasi dari venture capital.

Menteri Tetetn Kunjungi Seoul Hub

Selain itu, kunjungan juga dilakukan ke Seoul Hub yang merupakan lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Kota Seoul untuk mendukung pengembangan . Lembaga ini tidak hanya memberikan program mentorship dan pembiayaan bagi . Namun, tetapi menyediakan sarana teknologi bagi startup untuk membuat inovasi produk sesuai dengan permintaan pasar.

Sebagai lembaga yang didirikan oleh pemerintah, Seoul Startup Hub juga berperan dalam membangun ekosistem startup dari sisi dukungan kepada startup. Akan tetapi juga membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan yang tepat bagi pengembangan startup.

Selain itu, Menteri Teten berkesempatan mengunjungi ke kantor INNOBIZ Association untuk menghadiri Interim Reporting Seminar. Ini merupakan salah satu agenda dalam implementasi Knowledge Sharing Program (KSP). Program KSP merupakan salah satu program kerja sama yang sedang dijalin antara KemenKopUKM dan INNOBIZ Association.

Chairman INNOBIZ, Byunghoon Im, secara langsung menyambut seluruh delegasi KemenKopUKM, seraya mengajak berkeliling di kantor INNOBIZ.

Ia pun mengapresiasi kepada INNOBIZ yang telah menjalin kerja sama dengan KemenKopUKM. Sekaligus menjelaskan beberapa program yang saat ini sedang dijalankan.

“Saat ini, Indonesia sedang menyiapkan UMKM untuk naik kelas melalui pengembangan ekosistem bisnis, sehingga UMKM bisa bertransformasi dan naik kelas. Kami juga sedang mendorong transformasi digital UMKM bagi sebanyak 30 juta UMKM,” ujar Menteri Teten.

Ia menambahkan dalam mengembangkan ekosistem usaha, beberapa aspek yang saat ini menjadi fokus pemerintah. Antara lain kemudahaan berusaha, akses pasar, dan dukungan teknologi yang perlu terus didorong untuk menghasilkan produk-produk UMKM yang berdaya saing tinggi.

INNOBIZ Association merupakan lembaga yang memberikan sertifikasi inovasi kepada perusahaan-perusahaan Korea. Sertifikasi yang diberikan INNOBIZ memberikan sejumlah benefit bagi perusahaan Korea untuk dapat mengakses berbagai fasilitasi program dari pemerintah. Salah satunya adalah kemudahan dalam mendapatkan pembiayaan.

Menteri Teten juga berkesempatan untuk mengunjungi dua perusahaan INNOBIZ, yaitu AQUALEX yang merupakan perusahaan kosmetik dan Seoul F&B yang merupakan perusahaan penghasil produk makanan dan minuman.

Kedua perusahaan INNOBIZ bersakala menengah tersebut menerapkan skema smart factory yang didukung oleh peralatan modern dan teknologi tinggi, yang mampu menghasilkan produk-produk berkualitas.

Menteri Teten berharap pendirian smart factory ataupun rumah produksi bersama di Indonesia juga akan diarahkan serupa, guna memfasilitasi pelaku UMKM dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here