Bogordaily.net – Kejadian di Lombok Utara ini bikin heboh, mahasiswi Universitas Mataram (Unram) dengan inisial NWAP mengalami nasib buruk dalam menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ia diusir warga.
Kejadian ini menjadi perbincangan publik karena NWAP diusir oleh warga Desa Kayangan, Lombok Utara, akibat pernyataan kontroversial yang diunggahnya.
Kronologis Mahasiswi KKN Unram Diusir WargaÂ
Semuanya bermula ketika NWAP, dengan sadar, mengunggah video yang berisi keluh kesahnya selama menjalani KKN di Desa Kayangan.
Dalam video tersebut, NWAP menyebut bahwa tidak ada gadis cantik di desa tersebut, menyulut kemarahan dan kesedihan warga setempat.
Kepala Desa Memanggil NWAP
Video tersebut akhirnya menjadi viral dan sampai ke telinga Kepala Desa Kayangan, Edi Kartono.
Beliau merasa perlu untuk menghadapinya dan menyampaikan bahwa konten video yang dibuat oleh NWAP telah menyakiti banyak pihak, terutama para warga di desa tersebut.
Edi Kartono meminta NWAP untuk segera meminta maaf atas pernyataannya yang menyinggung perasaan warga.
Permohonan Maaf dari NWAP
Mengakui kesalahannya, NWAP segera menyadari dan merasa menyesal atas pernyataannya yang merugikan tersebut.
Tanpa menunda, ia membuat video permintaan maaf dan secara terbuka mengakui bahwa video tersebut dibuatnya dengan kesadaran penuh.
Diusir oleh Warga Sekitar
Meskipun sudah meminta maaf, warga Desa Kayangan tampaknya masih merasa tidak ingin NWAP tinggal lebih lama di desa mereka.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Lombok Utara, I Made Sukadana, mengungkapkan bahwa warga tetap mengusir NWAP dari desa karena mereka merasa tersinggung oleh konten yang dibuatnya.
Pemulangan oleh Keluarga
Untuk menjaga situasi agar tetap aman dan terkendali, keluarga NWAP akhirnya memutuskan untuk menjemputnya pulang.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi protes besar dari warga Desa Kayangan atas kontroversi yang diakibatkan oleh video NWAP.
Kesimpulan
Kasus mahasiswi NWAP yang diusir oleh warga Desa Kayangan, Lombok Utara, karena kontroversi video yang menyinggung perasaan warga, telah menimbulkan sorotan publik yang cukup besar.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan di media sosial dan selalu mempertimbangkan dampak yang mungkin ditimbulkan.***