BOGOR DAILY– Di balik ulah gengster yang meresahkan lantaran sering melakukan aksi anarkis,terungkap fakta mengejutkan. Diam-diam, banyak geng motor yang rupanya memasok senjata dari Depok. Ini menyusul ditangkapnya geng motor Sanca Bergoyang oleh jajaran Satreskrim Kota Depok, kemarin.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan senjata itu diproduksi di daerah Tapos.
Dua anggota geng motor ditangkap terkait penjualan dan pembuatan senjata tajam jenis clurit tersebut. “Mereka ditangkap awalnya dari postingan gengster mereka di Facebook. Di akun tersebut mereka menjual celurit,” kata Teguh.
Kedua remaja yang ditangkap adalah KT, 17 tahun dan DS, 16 tahun, di kawasan Cimanggis (5/6). Pelaku saat itu, sedang melintas menggunakan satu motor yang dinaiki tiga orang. Setelah mereka ditangkap, polisi menggeledah rumah di Tapos, yang dijadikan tempat untuk membuat senjata tajam itu.
Teguh menuturkan kedua tersangka tergabung dalam geng motor Sanca Bergoyang. Nama tersebut diambil dari sebuah lapangan tempat para anggota geng tersebut berkumpul. “Jangkauan penjualan senjata tajam mereka sampai ke Bogor,” ucapnya.
Celurit diproduksi oleh KT, yang bekerja di tempat pembuatan kichen set. KT menjual celurit kecil yang terbuat dari stainless steel seharga Rp 35 ribu dan yang paling besar Rp 250 ribu. “Saat ditangkap mereka membawa dua celurit kecil yang mau dijual. Yang besar ditemukan dipabriknya,” ujarnya.
Ia menuturkan celurit tersebut diproduksi untuk dipasok ke sejumlah anggota gengster yang mereka kenal. Bahkan, sudah ada dua geng motor yang menjadi langganan membeli celurit dari mereka, yakni gengster Tritis dan OTS.
“Ini didesain khusus untuk tawuran. Produksinya sejak Februari. Mereka ini jualnya di Facebook, di grup gangster se-Kota Bogor dan Depok. Aktif melalui media sosial. Model senjata apa saja bisa,” katanya.
Dalam penyelidikan diketahui, kedua pelaku sebenarnya berencana bergabung bersama sejumlah temannya untuk tawuran dengan Gangster Karet.
Selain itu, kata Teguh, kelompok mereka saat diamankan ingin melakukan tawuran dengan anggota geng motor lainnya. Tawuran antar geng motor belakangan marak di Depok, dan menjadi perhatian khusus masyarakat. “Kami juga fokus untuk mencari keberadaan mereka yang membuat resah masyarakat,” ujarnya.
KT mengatakan memproduksi celurit kalau ada pesanan dari anggota gengster lainnya. Ia belajar secara otodidak membuat celurit dari bahan lempengan stainless steel dari tempat kerjanya. “Cuma butuh 30 menit jadi (celuritnya),” ucapnya.
KT mengaku baru enam kali menjual celurit buatan tangannya ke gengster Tritis dan OTS, yang berada di kawasan Pekapuran, Cimanggis.
Adapun waktu favorit para gengster untuk tawuran adalah malam Minggu. Menurutnya, banyak anggota geng motor maupun gengster yang mencari lawan untuk melakukan tawuran. “Kalau pegang celurit untuk jaga-jaga,” ujarnya. “Antisipasi serangan dari anggota geng lain.”
KT terpaksa mencari uang tambahan dengan memproduksi celurit karena kebutuhan untuk rumah tangganya. Soalnya, KT telah mempunyai anak yang baru berusia sembilan bulan. “Untuk tambahan,”tandasnya