BOOR AREA= Petugas Kepolisian Sektor Bojonggede, Kabupaten Bogor, baru saja menangkap dua pelaku pembegalan sadis yang sering berulah di sekitar wilayah Kota Depok, Jawa Barat.
Mereka masing-masing bernama Ikhwanurhakim (32 tahun) dan Guntur (22 tahun). Keduanya ditangkap dalam penggerebekan di wilayah Desa Dadap, Kecamatan Bojonggede.
Kepala Polsek Bojonggede, Kompol Siswanto mengatakan, dalam penangkapan itu,Ikhwanurhakim terpaksa harus dilumpuhkan dengan tembakan di kaki. Karena dia melakukan perlawanan yang membahayakan jiwa petugas.
“Salah satu tersangka yakni Ikhwanurhakim terpaksa kami lumpuhkan karena berupaya melakukan perlawanan saat akan dibekuk tim buru sergap,” kata Siswanto, Senin, 12 Juni 2017.
Menurut Siswanto, daftar kejahatan pembegalan yang dilakukan Ikhwanurhakim dan Guntur cukup panjang dan dari semua aksinya, mereka kerap melukai korban dengan senjata tajam.
“Mereka ini kerap melakukan pencurian motor, bahkan tak segan-segan melukai korbannya jika melawan,” kata Siswanto.
Terbukti pada saat ditangkap, petugas menemukan barang bukti berupa golok yang selama ini dipakai pelaku untuk menyerang korban-korbannya.
Selain senjata tajam, petugas juga menemukan sebuah benda yang disebut-sebut sebagai jimat keselamatan milik Ikhwanurhakim.
“Selain itu kami juga temukan jimat pelaku yang katanya bisa kebal,” ujar Siswanto.
Entah benar-benar berpengaruh atau tidak, dalam penangkapan ini ada sebuah cerita yang sulit dicerna akal sehat. Ketika benda itu masih berada di tangan Ikhwanurhakim, petugas mendapatkan mengalami kejadian aneh tapi nyata.
Menurut Kepala Unit Reskrim Polsek Bojonggede, Iptu Ade Ahmad Sudrajat, petugas yang akan melumpuhkan Ikhwanurhakim beberapa kali gagal, setiap kali peluru ditembakkan dari pistol mengarah ke tubuh Ikhwanurhakim, peluru selalu nyasar, meleset dari target.
Padahal saat peluru ditembakkan, posisi petugas dan pelaku tak begitu jauh atau masih dalam jangkauan akurat tembak.
“Saat akan kami amankan dia ini sempat melawan. Kita sempat beri peringatan ternyata masih melawan ya terpaksa kami lumpuhkan. Tapi peluru nyasar terus,” kata Ade saat mendampingi Siswanto.
Sebelum menemukan lokasi persembunyian kedua begal, menurut Ade, tim buru sergap sudah menyelidiki secara mendalam tentang kehidupan pelaku. Baik sepak terjang maupun sejarah kehidupannya. Termasuk tentang jimat kebal tembak yang dimiliki Ikhwanurhakim.
Dari penyelidikan itu petugas mengetahui tubuh Ikhwanurhakim hanya bisa ditembus peluru jika saat tembakan dilepaskan petugas menginjak genting. “Katanya injak genting dulu. Nah entah kebetulan atau tidak peluru kita akhirnya tepat mengenai kakinya,” kata Ade.
Sementara itu, Ikhwanurhakim mengaku mendapatkan jimat itu dari guru mengajinya, saat dia masih menimba ilmu agama sebagai santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Lebak, Banten.
Menurutnya, sang guru memberikan jimat itu kepadanya dengan tujuan agar santrinyan itu terhindar dari bahaya bukan untuk melakukan kejahatan.
“Ini dapat dari guru saya, dulu saya mondok sebagai santri di daerah Lebak. Ini kata guru saya buat keselamatan. Tapi saya akui saya salah menggunakannya,” kata Ikhwan sembari meringis menahan rasa sakit di luka bekas tembakan pada kakinya.
Ikhwanurhakim mengatakan, dia merasa sangat menyesal dan telah mendapatkan karma atas perbuatannya. Seba saat memberikan benda jimat itu, gurunya berpesan agar selalu berbuat baik dan tidak merugikan masyarakat. “Guru saya pesan suruh berbuat baik, ya saya khilaf,” katanya seperti dilansir vivanews.
Kini Ikhwanurhakim sang mantan santri dan Guntur harus menghabiskan waktu di penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. -]