BOGOR DAILY- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Deisti Astriani, istri Ketua DPR Setya Novanto, Senin (20/11/2017). Deisti menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Anang Sugiana Sudiharjo, Direktur Utama PT Quadra Solution. Sejumlah hal dikonfirmasi penyidik dalam pemeriksaan Deisti hampir delapan jam. Salah satunya mendalami kepemilikan saham PT Mondialindo Graha Perdana.
Dalam pemeriksaan terhadap Deisti, penyidik meminta penjelasan Deisti dalam kapasitasnya sebagai petinggi PT Mondialindo Graha Perdana. PT Mondialindo adalah pemilik saham terbesar PT Murakabi Sejahtera, salah satu peserta lelang proyek KTP-el.
“Saksi Deisti diperiksa untuk mendalami kronologis kepemilikan perusahaan Mondialindo, Murakabi dan pihakpihak yang memiliki saham di sana,” tutur Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, di gedung KPK, Jakarta.
Usai menjalani pemeriksaan delapan jam, Deisti tetap setia bungkam saat dikonfirmasi awak media mengenai kasus dugaan korupsi proyek KTP-el dan seputar pemeriksaannya.
Dalam persidangan sebelumnya, terungkap bahwa istri dan anak Setya Novanto memiliki saham di PT Mondialindo pada 2008-2011. PT Mondialindo Graha Perdana pernah disebut Ketua Umum Golkar Setya Novanto dalam sidang kasus KTP-el dengan terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong.
Saat itu, Novanto mengaku pernah menjadi Komisaris PT Mondialindo yang merupakan perusahaan yang memiliki saham mayoritas PT Murakabi. PT Murakabi Sejahtera sendiri dimiliki keponakan Novanto, Irvandi Hendra Pambudi Cahyo.Sementara pasca-Novanto ditahan, jabatannya sebagai Ketua DPR RI terpaksa dicopot.
Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid mengatakan, dalam rapat pleno DPP Golkar yang digelar pada Selasa (21/11) bakal diputuskan nama Ketua DPR RI pengganti Setya Novanto.
Menurutnya, penetapan Ketua DPR RI suksesor Novanto tak perlu menunggu ketua umum definitif. ”Tidak, tidak, besok kita sudah putuskan nama baru untuk Ketua DPR,” tutur Nurdin kepada wartawan di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Namun, Nurdin ogah mengungkap siapa nama yang kemungkinan bakal terpilih menjabat Ketua DPR hingga 2019. ”Banyak potensial besok kita putusin penggantian, tapi siapa penggantinya kita serahkan pada mekanisme,” katanya.
Nurdin menegaskan, dalam minggu ini Ketua DPR baru bakal dilantik. ”Iya langsung, Insya Allah dalam minggu ini diisi. Nggak perlu munaslub, minggu ini sudah harus ada penggantian. Yang pasti bukan saya,” ujarnya.
Bukan cuma jabatan Ketua DPR RI, posisinya sebagai Ketua Umum Golkar juga bakal diganti. Hal ini diamini Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah I DPP Golkar Nusron Wahid. Menurut Nusron, sosok Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto potensial menjadi pengganti Ketua Umum Golkar.
Nusron mengatakan, meski semua orang punya potensi yang sama, Airlangga dianggapnya paling berpeluang. ”Pak Airlangga punya peluang. Apalagi orangnya bagus, sudah ketemu Presiden. Jawani, kalem. Tapi ini kan masih proses, kita tunggu besok,” kata Nusron.
Nusron melanjutkan, segala keputusan terkait pengganti Setya Novanto akan diambil dalam rapat pleno yang diselenggarakan pada Selasa (21/11). Setidaknya ada dua opsi yang bakal dibahas.
”Apakah sampai periode Novanto selesai ataukah sampai munaslub. Kalau keputusan politiknya sampai terbentuknya munaslub, kemudian diputuskan tanggalnya. Bisa juga opsi kedua adalah sampai masa periodesasi ini habis. Berarti 2019,” ungkap Nusron.
Nusron menambahkan, persoalan yang menyangkut Setya Novanto di Golkar sudah tidak lagi berkaitan dengan hukum. Persoalan hukum disebut hanya dalam mengisi kekosongan kepemimpinan karena Novanto sudah berhalangan tetap.
Setelah berhalangan tetap, imbuhnya, maka Golkar menunjuk kepemimpinan sementara pengganti Setya Novanto. Nantinya hal itu akan disepakati apakah sampai periode selesai atau sampai masa transisi penyelenggaraan munaslub.
”Sebaiknya masa transisi untuk sampai munaslub. Kenapa? Ini masalah legitimasi. Sewaktu-waktu kalau plt akan ada yang kecewa, dia akan ajukan plt lagi,” tutupnya.