BOGOR DAILY-Partai Golkar mencabut dukungannya untuk Ridwan Kamil di pemilihan gubernur Jawa Barat (pilgub Jabar) 2018. Dalam surat keputusan Partai Golkar tertanggal 17 Desember 2017, Ridwan Kamil resmi tak lagi dicalonkan partai berlambang beringin itu sejak 24 Oktober. Pencabutan dukungan itu tertulis melalui surat yang dikeluarkan DPP Partai Golkar pada Minggu (17/12) dengan Nomor R-552/Golkar/XII/2017.
Surat pencabutan itu dicap dan ditandatangani Ketua Umum Airlangga Hartanto dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham.
Wasekjen DPP Golkar Ratu Diah Hatifah saat dikonfirmasi membenarkan surat tersebut. ”Iya betul. Dikeluarkan tanggal 17. Belum dipublikasikan masih internal. Sudah ditandatangani oleh Ketum dan Sekjen,” ujarnya.
Hal senada juga diutarakan Wasekjen Partai Golkar Sarmudji. Keputusan tersebut diambil setelah rapat pleno hari ini. Semua pengurus Golkar yang hadir setuju dengan keputusan pencabutan dukungan terhadap Ridwan Kamil ini. ”Tidak ada dinamika. Semuanya setuju,” ungkapnya.
Sementara itu, pencabutan dukungan Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil di pilgub Jabar mendapat respon positif dari kader di daerah. Mengusung kader untuk dicalonkan sebagai Calon Gubernur, jadi alasan dukungan itu datang dari kalangan bawah.
Seperti yang disampaikan Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Cibinong, Udin Jalu. Menurutnya, keputusan yang diambil DPP adalah langkah yang tepat, karena Partai Golkar memiliki kader yang bisa diusung di Pilgub Jabar 2018. “Lebih bagus (pencabutan dukungan). Kita partai besar dan sudah seharusnya kader yang diusung maju di Pilgub Jabar,” singkatnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bogor, Heri Cahyono mengaku mendukung penuh atas penarikan surat dukungan terhadap Ridwan Kamil di Pilgub Jabar. Karena, RK yang sudah diberikan deadline menentukan pasangan hingga 25 November lalu, tidak melakukannya hingga sampai saat ini. “Itu sudah tepat sekali,” kata Heri.
Menurutnya, dukungan Partai Golkar di Jabar kan kalau dilihat dari kursinya sangat banyak sekali. Sedangkan, dengan dukungan kursi yang sangat besar ini posisi wakil sendiri belum bisa dipastikan. Sehingga, sebagai partai yang punya harga diri dan marwah, tentu harus mengambil sikap tegas. “Saya yakin keputusan itu yang terbaik,” ucap Wakil Ketua DPRD Kota Bogor itu.
Apalagi, sambung dia, hasil rapat pleno Jabar kemarin DPD meminta untuk membatalkan surat dukungan itu. Sehingga, tak salah jika DPP merespon permintaan dari DPD Jabar untuk menarik surat dukungan tersebut. “Karena sudah diberikan waktu sebulan lebih namun tidak dimanfaatkan dengan baik untuk menentukan pilihan. Tak heran jika DPP merespon permintaan DPD,” imbuhnya.
Disinggung langkah selanjutnya yang akan diambil Partai Golkar, Heri mengaku belum mengetahui apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan. Akan tetapi, kader di daerah tentu akan patsun dengan perintah DPP dan DPD Partai Golkar Jabar. “Kalau sekarang kita cooling down dulu untuk sosialisasi pasangan RK-Daniel di daerah. Mengatur strategi baru sambil menunggu surat perintah baru,” ujarnya
Tak cuma Golkar, bahkan PPP pun berniat melakukan hal serupa. Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengaku akan mempertimbangkan lagi soal dukungan yang partainya berikan pada Ridwan Kamil.
”Sekarang malah mempertimbangkan kembali dukungan yang telah diberikan kepada Ridwan Kamil dan mengalihkannya kepada calon lain,” kata Arsul.
Arsul menuturkan, saat ini ada beberapa partai yang mendekati PPP dengan beberapa calon gubernur yang ditawarkan. Namun, ia enggan menyebutkan nama partai itu dengan alasan etika. ”Dan mereka sepakat menyerahkan cagubnya ke PPP,” ucapnya.
Menurut Arsul, sebelum mengusung Emil, PPP banyak berkomunikasi dengan partai lain. ”Tentu publik ingat bahwa sebelum deklarasi dengan Ridwan Kamil, PPP Jabar berkomunikasi dengan beberapa partai lain,” tuturnya.
Pada 24 Oktober 2017, PPP resmi mengusung Ridwan Kamil dalam pilgub Jabar yang disampaikan langsung Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy. Selain PPP, beberapa partai seperti Nasdem, PKB dan Golkar, mengusung Ridwan Kamil maju dalam liga pemilihan Jabar satu