Monday, 25 November 2024
HomeBeritaMulai Hari Ini, Jika Penumpang Penuh Sesak KRL Tak Akan Berangkat

Mulai Hari Ini, Jika Penumpang Penuh Sesak KRL Tak Akan Berangkat

BOGORDAILY – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memperketat langkah antisipasi penuhnya penumpang di dalam gerbong kereta rangkaian listrik (KRL). KRL tidak akan berangkat jika penumpang masih penuh.

“Untuk semakin meningkatkan kedisiplinan maka mulai Senin 4 Mei 2020 bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk maupun berdiri tidak sesuai marka yang ada, maka kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta,” VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba, dalam keterangannya, Minggu (3/5/2020).

Menurut Anne, dari 761 perjalanan KRL yang beroperasi setiap harinya, 90% perjalanan berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna.

“Hal ini terpantau dari data volume penumpang, data pengguna yang melakukan tap in maupun tap out di stasiun, pantauan petugas di lapangan, maupun gambar-gambar yang diunggah para pengguna ke sosial media,” kata Anne.

Namun, Anne mengakui sempat ada kepadatan terjadi dalam beberapa hari selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Tercatat, tiga kali penumpukan terjadi selama PSBB tersebut.

“13 April ketika hari kerja pertama PSBB di Jakarta dan banyak perusahaan yang belum menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah, kemudian pada 20 April kepadatan terjadi di luar Stasiun Cilebut,” kata Anne.

“Dan pada 30 April lalu pada KA 1178, dimana perubahan jadwal kerja pada bulan ramadhan dan menjelang waktu berbuka puasa membuat pengguna berkonsentrasi mengejar jadwal KRL yang memungkinkan mereka berbuka di rumah,” ujarnya.

Diketahui, telah dilakukan pengecekan swab terhadap 325 penumpang KRL di Stasiun Bogor pada 27 April 2020. Sebanyak tiga orang dinyatakan positif virus Corona setelah tes tersebut.

“Setelah kerja sama untuk melakukan tes swab ini, KCI juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota/Kabupaten terkait untuk menemukan solusi guna bersama-sama menyaring masyarakat yang akan naik KRL sehingga physical distancing bisa tercapai lebih maksimal sementara tetap dapat melayani masyarakat yang benar-benar memerlukan transportasi publik,” kata Anne.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here