Saturday, 4 May 2024
HomeKabupaten BogorAmbruk! 57 Tahun Jembatan Parungpanjang-Tangerang Pakai Bambu

Ambruk! 57 Tahun Jembatan Parungpanjang-Tangerang Pakai Bambu

BOGOR DAILY– Di balik ambrolnya jembatan Cimanceri yang menghubungkan Kabupaten Tangerang dan Parungpanjang tersimpan derita warga yang setiap hari harus bertaruh nyawa menyebrangi sungai dengan lebar sekitar 30 meter. Seperti yang dirasakan warga di Kampung Jagabita, RT 01/03, Desa Jagabita, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor.

Sejak 1960, jembatan bambu itu jadi andalan warga yang hendak beraktivitas ke wilayah Desa Sukamanah, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang.

Rupanya, setiap tiga bulan sekali, warga harus mengganti bambu yang reot dengan bambu baru. Karena setiap harinya dilintasi kendaraan roda dua dan warga. Sampai akhirnya, Rabu (12/7), jembatan tua berusia 57 tahun itu mendadak ambrol hingga memakan korban.

Sejumlah warga yang menyebrang terpaksa terpersook ke dalam aliran sungai lantaran kondisi jembatan yang usia dimakan zaman. Alhasil, dua hari ini warga di  Desa Jagabita, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor dan Desa Sukamanah, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang mengalami kesulitan untuk beraktivitas.

Sekdes Desa Jagabita Awaludin mengatakan, jembatan ini sangat penting, mengingat tidak ada akses lagi yang dipergunakan warga untuk beraktivitas selain jembatan ini. “Harus duduk bareng antara Pemerintah Kabupaten Bogor dan Tangerang. Bagaimana caranya untuk membangun jembatan yang menjadi pembatas di dua kabupaten,” kata dia.

Menurutnya, memang jembatan tersebut sudah puluhan tahun masih terbuat dari bambu. Dirinya sudah mengajukan di Musrenbang ditingkatkan kecamatan, namun saat ini belum ada respon. “Saya minta Pemerintah Kabupaten Bogor jangan meninjau doang. Segera bangun jembatan ini jangan sampai menunggu korban lagi,” cetusnya dengan nada kesal.

Sekedar diketahui, jembatan penghubung Kabupaten Bogor dengan Tanggerang ini sudah berdiri sejak 1960-an. Warga sekitar biasa menggunakan jembatan bambu ini untuk beraktivitas sehari-hari. Namun, karena jembatan ini ambruk akibat derasnya luapan air Kali Cimanceri, warga yang berpergiran menuju Tangerang dan sebaliknya harus berputer menggunakan jalur alternatif yang jaraknya jauh.

Sementara itu, terputusnya jembatan Kali Cimanceri ini pun menyita perhatian Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Egi Gunadhi Wibawa. Menurutnya, jembatan yang sudah dibangun sejak 1960-an ini merupakan akses penting bagi masyarakat sekitar. “Kita juga sangat menyesalkan, apalagi jembatan ini akses sehari-hari masyarakat,” kata Egi.

Egi menjelaskan, sebenarnya pengajuan perbaikan atau pembangunan baru jembatan ini sudah diusulkannya kepada Pemkab Bogor. Namun, karena tidak memenuhi syarat, maka perbaikan ditanggungkan kepada dana desa. “Saya sudah komunikasikan ke Desa untuk diprogramkan. Diharapkan kedua desa bisa bekerja bersama,” jelas politisi PDI P itu.

Dirinya juga mengaku siap untuk mengawal pengajuan perbaikan jembatan ini hingga terealisasi. Apalagi, saat ini masyarakat sekitar berniat untuk melakukan gotong royong memperbaiki jembatan ini. “Kami siap untuk mengawal,” ujarnya.

Sebelumnya, pasca diguyur hujan, Jembatan Kali Cimanceri yang merupakan satu-satunya akses warga untuk beraktivitas terputus. Padahal jembatan yang terbuat dari bambu itu menghubungkan Kabupaten Bogor dengan Tangerang.

Salah seorang warga Fatmawati (40) mengungkapkan, kalau ambruknya jembatan yang panjang 30 meter dan lebar satu meter itu pada pukul 07.00 WIB kemarin pagi. Saat warga tengah sibuk berangkat kerja. “Saat kejadian saya sedang di rumah, saya teriak minta tolong karena saya melihat ada warga bersama motornya jauh ke kali. Dan warga bersama-sama berdatangan untuk menolong korban, sehingga alhamdullah tidak ada korban jiwa,” bebernya kepada Metropolitan, kemarin.

Menurut dia, ambruknya jembatan tersebut karena usianya sudah puluhan tahun tidak diperbaiki sehingga kondisinya sudah reot. Walaupun ada perbaikan setiap tahunnya itu hanya perbaikan ringan.

Warga lainnya Nana (35)  mengungkapkan ada tiga motor yang lewat saat ambruk, satu  tercebur ke kali dan dua motor lagi jatuh pas di tengah – tengah jembatan. “Inikan jembatan penghubung di dua desa, antara Desa Jagabita Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor dan Desa Sukamanah Kecamatan Jambe Kabupaten Tanggerang. Jembatan ini adalah akses utama dan tidak ada sepinya. Seperti berangkat kerja dan ke Pasar Parungpanjang, sehingga anak-anak sekolah pun sering melintasi jembatan ini. Dulu katanya jembatan ini akan di bangun tapi hingga kini tidak ada kabarnya,” tuturnya.(Metropolitan)