BDN – Mal BTM sejak kemarin pagi mendadak ramai. Bukan karena pegawai toko atau pembeli, namun ratusan pencari kerja (pencaker) yang rela antre untuk bisa masuk ke Bursa Kerja Expo 2018. Bahkan di even yang diadakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Bogor ini, antrean pencaker mengular hingga ke lantai bawah dan parkiran. Hal ini membuktikan antusiasme para pencari kerja luar biasa menyambut adanya Bursa Kerja Expo 2018 yang masih berlangsung sampai hari ini.
Kepala Disnakertrans Kota Bogor Samson Purba mengatakan, ada 1.500 lowongan pekerjaan dari 30 perusahaan yang hadir bekerja sama pada expo kali ini. Harapannya, dari jumlah lowongan tersebut, minimal 500 pencari kerja bakal langsung terserap. Dia memperkirakan, dalam dua hari, akan ada 6.000 orang para pencari kerja, yang berusia 18-45 tahun. “Kami sudah prediksi pasti membeludak. Baru beberapa jam dibuka saja sudah ada 500 orang yang di pendaftaran, belum lagi yang antri sampai (lantai) bawah itu. Kami perkirakan ada 2000-5000 orang di hari pertama ini,” kata Samson, kepada Metropolitan, kemarin.
Untuk antisipasi, pencari kerja pun diatur, setiap 15 menit sekali yang masuk ke dalam ruangan maksimal 200 orang. Dalam rentang waktu itu, pencari kerja diberi kesempatan melihat-lihat stan perusahaan ‘incarannya'. Lalu menyimpan lamaran saja, tanpa proses interview. Hal itu agar bisa menjaring lebih banyak pencaker, meski hanya dengan waktu dua hari. Dia menjelaskan, Disnakertrans Kota Bogor sengaja membuat expo di dalam mal. Ada dua alasan, pertama, jika di mal ada dampak positif bagi para pencari kerja, karena kenyamanan di dalam mal. Dibandingkan dengan di lapangan terbuka. “Di luar kan panas ya. Yang kedua, mereka sambil antre itu liat usaha UMKM yang ada di mal. Nah dis itu bakal sedikit merangsang jiwa enterpreneur pada pencari kerja lah,” ucapnya.
Dari pengalaman sebelumnya, Samson merasa adanya bursa kerja sangat efektif dalam menyerap tenaga kerja, sekaligus mengurangi jumlah pengangguran terbuka di Kota Hujan. Tahun lalu saja sekitar 500 pencari kerja terserap berkat adanya Bursa Kerja Expo. Meskipun, ia tidak menampik membeludaknya pelamar, tidak hanya warga Kota Bogor, tetapi juga warga Kabupaten Bogor. “Sudah antisipasi juga itu, pasti banyak dari perbatasan kota dengan Kabupaten Bogor, seperti Ciapus, Ciomas, dan lainnya. Namun dominasinya tetap warga Kota Bogor, kami juga prioritaskan warga Kota Bogor, termasuk kepada perusahaan, untuk memprioritaskan warga KTP Kota Bogor. Apalagi dari 30 perusahaan itu, yang dari Kota Bogor 40 persen, sisanya Kabupaten Bogor dan Jakarta,” paparnya.
Untuk hari ini, yang merupakan hari terakhir expo, dia berharap warga Kota Bogor, yang belum bekerja, mampu memanfaatkan dengan baik kesempatan ini. Dengan meng-apply pada perusahaan yang sesuai dengan minat atau latar belakang pendidikannya. “Prosesnya, mereka lihat aplikasi di Kerjaku, nah ada lowongan apa saja, mana yang kita tuju. Lalu siapkan lamaran, masuk daftar, langsung masuk,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menuturkan, antrean panjang yang menjadi potret bursa kerja di Kota Bogor menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu kerja. Namun, sektor formalnya terbatas. “Kali ini hanya 500, yang datang ada yang dari jam 7 pagi, sudah 2 jam berdiri. Ke depan tidak hanya bisa menghubungkan sektor formal dengan para pencari kerja, tapi pemkot fokus menciptakan tenaga kerja di bidang informal. Sebab, bidang kantor perusahaan saja tidak bisa. Pelaku UMKM, ekonomi kreatif, mesti didorong,” tandasnya.
Banyaknya dari pencaker dari luar Kota Bogor, dianggap Bima sebagai sesuatu yang wajar. Sebab, pemkot tidak bisa menolak datangnya pencaker dari berbagai wilayah. “Tapi ada imbauan memprioritaskan pencaker dengan KTP Kota Bogor, saya sudah titip ke Disnakertrans. Kedepannya? Ini rutin harus selalu ada, minatnya luas sekali,” terangnya.
Salah satu pencari kerja asal Tajur, Ardi (19) mengaku senang dengan adanya bursa pencari kerja ini. Ia mengaku rela datang sejak pagi, agar bisa masuk dan mencoba peruntungan melamar ke beberapa tempat kerja, yang biasanya sulit dijangkau. “Ada kan yang pusatnya di Ibukota, susah kan kalau harus jauh kesana. Nah disini mereka ada, tinggal simpan lamaran, mudah-mudahan lah diterima kerja,” tuntasnya.