Friday, 26 April 2024
HomeBeritaCovid-19 Diperkirakan Bisa Berakhir November, Pakar Memperingatkan Gelombang Kedua

Covid-19 Diperkirakan Bisa Berakhir November, Pakar Memperingatkan Gelombang Kedua

BOGORDAILY – Masa Pandemi COVID-19 belum berakhir. Bukan berkurang, jumlah kasus tiap hari terus saja mengalami pelonjakan. Padahal, Indonesia telah memasuki masa “new normal” di mana segala bentuk aktivitas yang dihentikan saat merebaknya wabah akhirnya dibuka kembali.

Menurut Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dedi Rosadi, satu faktor yang berpengaruh besar terhadap cepat atau lamanya masa pandemi adalah kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Dia menjelaskan, dalam penghitungan dengan berbagai pendekatan yang ia lakukan bersama rekannya alumni FMIPA UGM Joko Kristadi dan Dr. Fidelis Diponegoro, memperkirakan masa pandemi akan bisa berakhir pada awal November 2020 atau akhir Februari 2021.

Perkiraan Akhir Pandemi

ilustrasi covid 19

Dalam memperkirakan masa akhir pandemi, Dedi mengatakan penghitungannya dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan permodelan berbasis pergerakan data.

Dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu, ia memperkirakan pandemi akan berakhir pada awal November 2020 dengan total kasus positif sekitar 112 ribu penderita.

Sementara itu dengan model Probabilistic Data Driven Model COVID-19 Indonesia, diperoleh angka puncak pandemi akan terjadi pada akhir Juli sampai akhir Agustus 2020 dan berakhir pada akhir Februari 2021 dengan total kasus 227 ribu penderita.

Angka Penularan Masih Tinggi

penularan virus corona

Per tanggal 17 Juli 2020, angka penularan (Rt) masih berada di angka 1,08. Artinya, dalam satu kasus positif bisa menularkan satu orang atau lebih.

Dilansir dari Liputan6.com, angka itu menunjukkan secara nasional masih harus mewaspadai terjadinya penularan lokal pada beberapa wilayah provinsi atau kabupaten yang menjadi episentrum penyebaran COVID-19.

Waspada Gelombang Kedua

ilustrasi corona

Walaupun diprediksi akan bisa berakhir pada November atau Februari tahun depan, Dedi mengingatkan masih bisa terjadi gelombang kedua dari pandemi COVID-19 di Indonesia. Di beberapa negara dunia, gelombang kedua terjadi setelah pemerintah setempat menetapkan kebijakan relaksasi atau melonggarkan lockdown. Beberapa negara itu di antaranya Jepang, Australia, Maroko, Yunani, Hongkong, Kroasia, dan Israel.

Menurut Dedi, kemunculan gelombang kedua belum terlihat untuk Indonesia. Namun ia mengingatkan jumlah penambahan kasus harian mengalami peningkatan dibandingkan seperti pada masa sebelum diberlakukannya era adaptasi kebiasaan baru atau yang dikenal dengan istilah “new normal”.

Daerah Prioritas

peta indonesia

Dedi mengatakan perlunya pengendalian penyebaran secara lebih optimal pada episentrum penyebaran utama di Indonesia seperti di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Dilansir dari Liputan6.com, langkah pengendalian yang dimaksud antara lain lebih menggencarkan 3T (test, tracing, dan treatment) dan juga pendisiplinan masyarakat.

“Pengendalian provinsi-provinsi lain yang membahayakan seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bali, Sumatera Selatan, dan Papua perlu dioptimalkan agar Indonesia semakin optimistis menatap masa depan,” kata Dedi dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (21/7).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here