Thursday, 2 May 2024
HomeBeritaKemenkes Khawatir dengan Lonjakan Klaster Keluarga di Kota Bogor

Kemenkes Khawatir dengan Lonjakan Klaster Keluarga di Kota Bogor

BOGOR DAILY- taf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Hukum Kesehatan Kuwat Sri Hudoyo mengaku khawatir peningkatan di Kota Bogor.
Berdasarkan data , banyak kasus positif konfirmasi pada orang yang tidak keluar rumah di Kota Bogor. Rinciannya, 88 persen pada anak dan lansia, 49 persen pada pra-lansia.

Sisanya, tertular karena ada aktivitas keluar kota, kegiatan keagamaan, kontak erat dengan rekan, atau terkena di tempat umum dan transportasi.

“Berdiam diri di rumah tidak memberikan kepastian tidak terkena Covid-19,” ucap Kuwat, dikutip dalam keterangan resmi, Kamis (8/10).

“Sepanjang salah satu anggota masih keluar rumah atau menerima tamu dan tidak menerapkan protokol kesehatan maka masih ada kemungkinan terkena, dan menyebar di keluarga. ini dikhawatirkan menjadi semakin besar,” lanjutnya.

Klaster rumah tangga menjadi penyumbang kasus terbesar di Kota Bogor per 4 Oktober mencapai 625 kasus (46 persen), pengunjung luar Kota Bogor 363 kasus (26,7 persen), dan non klaster 179 (13,2 persen).

Lihat juga: Soal Masker di Rumah, Pemerintah Soroti Lansia dan Balita
Untuk itu, Kuwat mengimbau warga yang positif Covid-19 melakukan isolasi di fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah. Menurutnya, fasilitas yang disiapkan pemerintah bisa menjadi opsi tepat untuk warga yang kesulitan menerapkan protokol kesehatan di rumah sehingga bisa mengurangi penularan di keluarga.

“Dengan isolasi di fasilitas Pemerintah bisa menjadi solusi karena protokol kesehatan didalam rumah sulit diterapkan semua keluarga, selain itu isolasi mandiri dirumah harus ada yang mengawasi karena tidak semua paham mengenai Covid-19 ini,” ujar Kuwat.

Data kasus mingguan per tanggal 28 September – 4 Oktober di Kota Bogor bertambah 179 kasus positif, angka itu meningkat 15 persen dibanding minggu lalu yang berjumlah 155 kasus.

Secara akumulasi, kasus Covid-19 mencapai 1.349 kasus, dengan angka kesembuhan turun dari 70,1 persen menjadi 68,4 persen, dan angka kematian juga ikut turun dari 3,8 persen menjadi 3,6 persen.

Penambahan kasus ini didominasi usia dewasa produktif 20-49 tahun (59,5 persen) dan lansia dan pralansia usia 50 tahun ke atas (27,5 persen), pada kategori ini merupakan usia risiko tinggi.

Kasus kematian Covid-19 paling banyak berada di usia 50 – 59 tahun mencapai 31 persen. Data kematian dengan komorbid yaitu jantung 37 persen, diabetes melitus 37 persen, hipertensi 32 persen, bronkopneumonia 11 persen, dan Stroke 5 persen.

Kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit maupun non-rumah sakit di Kota Bogor sebanyak 341 tempat tidur.

Keterisian tempat tidur di 21 RS sebanyak 181 tempat tidur, non RS 122 tempat tidur, dan tempat isolasi pasien OTG di Bogor yakni BNN Lido sudah terisi 20 tempat tidur.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here