Bogordaily.net – Di masa pacaran merupakan momen seseorang mabuk kepayang karena asmara karena tidak sedikit juga mereka yang berkelakuan berlebihan. Bahkan menjadi orang yang bukan semestinya.
Pastinya kamu juga sering melihat atau melakukan sendiri, pasangan yang saling memanggil dengan panggilan sayang dan imut. Mereka pun tidak malu mengumbarnya di tempat umum.
Ternyata, fenomena yang disebut sebagai baby talk ini wajar terjadi kepada siapa aja. Malahan, hal ini ada penjelasannya.
Menurut seorang psikiater bernama Dr. Nan Wise, manusia memiliki tujuh sistem emosi dasar, salah satunya yaitu hasrat bermain.
Wise berpendapat bahwa baby talk bisa terjadi kepada orang dewasa karena hasrat bermain ini.
“Kedekatan sosial sangatlah penting bagi kesehatan kita, jadi penggunaan baby talk dengan pasangan adalah cara memfasilitasi hasrat bermain dan menyayangi yang ada dalam diri kita,” ucap Wise.
Selain dapat meredakan stres, sayang-sayangan dengan kata-kata sok imut ini juga dipengaruhi dari orang tua lho, terutama ibu.
Karena pada dasarnya, manusia dikenalkan baby talk pertama kali oleh ibu mereka.
Profesor neuroantropologis dari Florida State University, Dean Falk mengatakan bahwa baby talk telah digunakan di berbagai kebudayaan, oleh ibu-ibu.
“Penggunaan kata-kata macam ini punya peran penting dalam proses pembelajaran bahasapada anak. Kata-kata imut ini juga digunakan untuk mengekspresikan rasa sayang dan memperkuat ikatan antara ibu dan anak,” ucap Falk.
Falk juga mengatakan bahwa pasangan yang melakukan baby talk ini sebenarnya sedang bernostalgia masa kecil mereka.
Selain itu, banyak pakar juga setuju bahwa baby talk sangat efektif membuat dua sejoli makin mesra.
Profesor dari University of Louiseville, Frank Nuessel, mengatakan bahwa baby talk tidak hanya dapat membuat mesra pasangan ataupun melepas stres.
Baby talk juga dapat memberikan ruang bagi orang dewasa untuk mengekspresikan diri dan terhindar dari obrolan yang bosenin.
“Salah satu alasannya adalah untuk menciptakan skenario role-playing sehingga semua peserta percakapan bisa dengan bebas mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dalam kerangka yang nyaman. Baby talk juga memberikan semacam kemerdekaan dari batasan-batasan yang kerap ada dalam peran sebagai manusia dewasa,” ucap Frank Nuessel.***